Berita

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo/Net

Politik

Lonjakan Kasus di Amerika Serikat Harus Jadi Peringatan Keras bagi Indonesia

SELASA, 31 AGUSTUS 2021 | 08:27 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Ledakan kasus harian yang terjadi di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir harus menjadi peringatan keras bagi bangsa Indonesia agar tetap waspada, tidak berpuas diri dan tetap menaati protokol kesehatan.

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengingatkan agar Indonesia tetap waspada meskipun trend angka harian Covid-19 telah menurun.

“Kita tidak boleh berpuas diri, tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan karena menganggap Corona akan hilang,” katanya kepada wartawan, Selasa pagi (31/8).


Legislator PDI Perjuangan ini mengurai bahwa kasus Covid 19 di negara Paman Sam sempat melandai di angka 11 ribu kasus per hari di pertengahan Juni lalu. Sementara vaksinasinya juga sudah mencapai 51 persen jumlah penduduk.

“Tapi pada minggu terakhir Augustus, kasus harian naik lebih 1.000 persen. Artinya, dalam seminggu ini kasus yang sebelumnya 11 ribu naik jadi 160 ribu hingga 200 ribu per hari,” beber Rahmad.
 
Lonjakan itu dipicu sikap warga Amerika yang abai terhadap protokol kesehatan, seiring menurunnya angka kasus harian di negara Paman Sam tersebut. Bahkan, kata Rahmad, ada anggapan bahwa Covid sudah mau menghilang.

“Pemerintah negara tersebut juga membuat pelonggaran-pelonggaran. Misalnya, libur musim panas diizinkan, mobilitas masyarakat pun meningkat. Akibat pelonggaran itu, ya saat ini publik Amerika dihadapkan kecemasan yg luar biasa,” katanya.

Jika melihat naik turun kasus Covid-19 di Amerika Serikat, kondisinya hampir mirip dengan yang terjadi di Indonesia. Di mana kasus harian Covid di Indonesia pada Juni lalu, juga sempat meningkat tajam. Rumah sakit penuh, hingga banyak pasien yang harus dirawat ditenda-tenda. Oksigen dan obat-obatan pun jadi langka.

Sekarang trend-nya mulai menurun. Untuk itu, masyarakat tidak boleh abai. Meski adanya peningkatan  aktivitas dan mobilitas belakangan ini, prokes harus tetap dijalankan secara ketat.

“Kalau tidak, kejadian di Amerika bisa terjadi di Indonesia,” tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya