Berita

Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap/Net

Publika

Ekonomi Hijau

SELASA, 31 AGUSTUS 2021 | 07:45 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

PRAKTIK dari konsep ekonomi hijau yang dimaksudkan pemerintah antara lain adalah dimulai dari peresmian peletakan batu pertama pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap, yang direncanakan pada bulan Oktober 2021.

Sebenarnya penggunaan tenaga surya, yang berfungsi sebagai pembangkit listrik jauh-jauh hari sudah relatif banyak digunakan pada rumah-rumah sebagian penduduk kaya di Indonesia.

Penggunaan tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, panas bumi, dan tenaga uap diidentifikasi sebagai praktik dari konsep energi terbarukan, yang dinilai lebih rendah pencemaran lingkungan hidup dibandingkan penggunaan batu bara. Batu bara yang relatif melimpah di bumi Indonesia pun kemudian mesti diubah menjadi tenaga gas.


Demikian pula BBM berbasis fosil mesti dikurangi secara bertahap dengan mengembangkan energi terbarukan. Energi yang dipandang terbarukan yang pernah dipraktikkan di Indonesia adalah bahan bakar nabati bio solar, bio pertamax, dan bio premium.

Bio solar merupakan pencampuran antara solar yang berbasis BBM fosil dengan minyak kelapa sawit. Bio pertamax merupakan campuran dari ethanol, yang antara lain berasal dari umbi singkong.

Penggunaan bahan bakar nabati dimaksudkan untuk menekan impor BBM, sekalipun hanya bio solar yang menggunakan bahan baku dari dalam negeri sedangkan ethanol masih impor, serta pemerintah tidak kunjung selesai membangun pengilangan-pengilangan BBM daripada impor dari Singapura.

Naik turun irama gelombang tinggi rendah harga BBM fosil tingkat dunia mempengaruhi perkembangan penjualan bahan bakar nabati. Masih besarnya campuran BBM fosil dalam penerapan teknologi bahan bakar nabati berdampak konsumsi tinggi bahan bakar nabati hanya terjadi ketika harga jual BBM fosil sedang sangat tinggi.

Peran negara maju sangat besar dalam mendorong praktik ekonomi hijau di Indonesia. Misalnya lembaga keuangan tingkat dunia mengurangi pinjaman pada negara-negara yang masih menggunakan energi batu bara sebagai pembangkit listrik.

Akibatnya banyak pembangkit tenaga uap, yang berasal dari pengubahan batu bara menjadi tenaga listrik kemudian terganggu, bahkan berhenti berproduksi, terutama ketika harga gas bumi di Indonesia naik tinggi dan mahalnya harga BBM berbasis fosil telah membuat produksi tenaga listrik menjadi tidak ekonomis.

Keberhasilan praktik ekonomi hijau sangat bergantung dari perbandingan harga jual diantara produksi sumber energi tersebut.

Disain defisit APBN yang lebih besar belanja negara dibandingkan pendapatan negara tidak cukup ditutupi dari sumber pembiayaan Surat Utang Negara, itu telah mendorong pemerintah terpesona kembali teringat untuk mempraktekkan strategi ekonomi hijau.

Motif pemerintah tersebut bertemu dengan perburuan penguasaan perdagangan sumberdaya alam, penjualan peralatan dan teknologi dari negara-negara maju, yang juga sangat tertekan oleh gangguan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian menggunakan isu perubahan iklim.

Penulis adalah peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya