Berita

Smelter Freeport/Net

Publika

Hilirisasi Industri Manufaktur

JUMAT, 27 AGUSTUS 2021 | 08:52 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

TIGA strategi telah mempesona pemerintah dijadikan sebagai alat untuk memperbaiki perekonomian Indonesia, yang sedang terganggu oleh Covid-19. Tiga strategi tersebut adalah hilirisasi, digitalisasi, dan perekonomian hijau.

Hilirisasi adalah cerita yang lama, yaitu hilirisasi pada industri manufaktur. Disasar industri manufaktur, karena industri ini mempunyai posisi yang strategis.

Industri manufaktur mempunyai kontribusi distribusi tertinggi dengan angka sebesar 19,29 persen dari PDB dan menjadi sektor lapangan usaha yang tumbuh tertinggi sebesar 1,35 persen year on year pada triwulan II tahun 2021.


Hilirisasi industri manufaktur yang dimaksudkan oleh pemerintah antara lain adalah komoditas nikel, bauksit, emas, tembaga, dan kelapa sawit untuk maksud keperluan diekspor menghasilkan nilai tambah lebih tinggi di kemudian hari.

Pertama, pemerintah mewajibkan pembangunan smelter dan menekan ekspor produk mentah komoditas tersebut menggunakan syarat percepatan pembangunan smelter. Dengan pembangunan smelter, maka manfaat dari pembangunan sumberdaya alam diharapkan dapat dihitung lebih cermat atas penghitungan nilai tambah produk ke dalam negeri.

Selama ini bongkahan sumberdaya alam itu diangkut begitu saja ke negara pengimpor untuk diolah menjadi produk hilir.

Hilirisasi diyakini oleh pemerintah dapat meningkatkan penerimaan negara secara signifikan. Yang terjadi adalah kekurangsempurnaan instrumentasi pembangunan smelter telah menimbulkan dampak negatif dalam jangka pendek, seperti pengurangan tenaga kerja selama tenggang waktu pembangunan smelter dan terganggunya ekspor sumberdaya alam, karena ekspor disyaratkan telah mempunyai smelter.

Kedua, holding BUMN Inalum membeli kembali saham PT Freeport. Divestasi saham PT Freeport dalam periode jangka pendek ternyata menekan keuangan BUMN PT Inalum. Inalum mengeluarkan dana sebesar 3,85 miliar dolar AS untuk divestasi 51 persen saham PT Freeport tahun 2018.

Akibatnya, rasio laba bersih Inalum turun dari 16,59 persen tahun 2018 menjadi 0,03 persen tahun 2019, kemudian rasio lancar turun dari 2,62 kali tahun 2015 menjadi 1,81 kali tahun 2019 dan rasio liabilitas terhadap ekuaitas naik dari 42,05 persen tahun 2017 menjadi 129,62 persen tahun 2019.

Persoalannya adalah divestasi bersumber dari global bond dengan kupon yang semakin tinggi untuk tenor yang semakin lama, dari 3 tahun hingga 30 tahun. Obligasi tersebut mulai jatuh tempo per 15 November 2021 hingga 15 November 2048.

Ketiga, pemerintah mengatur tarif ekspor Crude Palm Oil (CPO), supaya industri kelapa sawit dalam negeri segera meningkatkan produk turunan dari rumpun pohon industri CPO dan kernel.

Masalahnya kemudian adalah, hilirisasi industri kelapa sawit menjadi bio solar hanya efektif, ketika harga BBM berbasis fosil sedang lebih tinggi. Bio solar menjadi redup, ketika harga BBM berbasis fosil lebih rendah.

Penulis adalah peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya