Berita

Presiden Tajikistan Emomali Rahmon saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi yang berkunjung pada Rabu (25/8)/Net

Dunia

Bertemu Menlu Pakistan, Presiden Tajikistan: Taliban Menikam dari Belakang

KAMIS, 26 AGUSTUS 2021 | 17:44 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Taliban menikam dari belakang kelompok etnis lain di Afghanistan dengan melanggar komitmen komitmen mereka untuk membentuk pemerintahan perwakilan di Afghanistan. Puncaknya terjadi pada 15 Agustus lalu, di mana Taliban merebut ibukota Kabul dan mengambil alih pemerintahan.

Begitu pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Tajikistan Emomali Rahmon saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi yang berkunjung pada Rabu (25/8). Kabarnya, Rahmon memarahi Qureshi dalam pertemuan itu.

Bukan tanpa alasan, pasalnya Pakistan secara luas dipandang sebagai pendukung Taliban.

"Bukti jelas menunjukkan bahwa Taliban mengabaikan janji mereka sebelumnya untuk membentuk pemerintahan sementara dengan partisipasi luas dari kekuatan politik lain di negara ini dan sedang bersiap untuk mendirikan emirat Islam," tegas Rahmon saat bertemu dengan Qureshi.

Dia menekankan sikap Tajikistan yang tidak akan mengakui pemeirntahan yang tidak sah di Afghanistan.

"Tajikistan juga menegaskan hari ini bahwa tidak akan mengakui pemerintah lain yang akan dibentuk di Afghanistan melalui penindasan, tanpa memperhitungkan posisi seluruh rakyat Afghanistan, terutama semua minoritas nasionalnya," sambungnya, seperti dikabarkan India Narrative.

Pada kesempatan yang sama, Rahmon juga mengatakan kepada Qureshi bahwa orang Tajikistan memiliki "tempat yang layak" dalam pemerintahan Afghanistan di masa depan.

Pernyataan Rahmon ini disampaikan menyusul keputusan Taliban untuk mengepung lembah Panjshir, yakni kubu Tajik-Afghanistan yang telah menolak untuk menyerah di hadapan kelompok itu.

Situasi kemanusiaan di lembah itu juga menjadi kritis ketika Taliban mencoba memutuskan jalur pasokan dari dan ke lembah itu.

Sementara itu, pemerintah Tajikistan dalam sebuah pernyataan terpisah mendorong agar Afghanistan bisa segera mengatasi masalah politik dan keamanan, dengan membentuk pemerintah inklusif sesegera mungkin. pemerintah inklusif itu perlu dibuat dengan partisipasi semua minoritas nasional, terutama Tajik-Afghanistan, yang berjumlah lebih dari 46 persen dari populasi negara.

Pemerintah Tajikistan juga menekankan bahwa struktur negara dapat ditentukan melalui referendum dan dengan mempertimbangkan posisi semua warga negara negara tersebut.

Di sisi lain, Tajikistan menegaskan bahwa mereka selalu mendukung pemulihan perdamaian dan stabilitas abadi di Afghanistan dan tetap berkomitmen pada posisi ini.

"Afghanistan berada di ambang bencana kemanusiaan sebagai akibat dari penarikan pasukan koalisi. Ditekankan pada pertemuan itu bahwa korban Afghanistan dan bangsa kita yang bersahabat dan bersaudara ini tidak boleh diseret kembali ke pusaran air berdarah. memberlakukan perang," begitu keterangan yang dikeluarkan oleh kantor kepresidenan Tajikistan.

"Ditekankan bahwa Tajikistan berkomitmen untuk pemulihan perdamaian, stabilitas dan keamanan di negara tetangga Afghanistan sesegera mungkin, dan kami percaya bahwa PBB harus memainkan peran kunci dalam mempromosikan proses ini," tegasnya.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya