Berita

Warga Afghanistan berusaha melarikan diri dari negaranya setelah Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus 2021/Net

Dunia

Tagih Rp 97 Juta untuk Tiket Evakuasi dari Afghanistan, Erik Prince Tak Punya Hati Nurani

KAMIS, 26 AGUSTUS 2021 | 10:05 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perusahaan militer swasta Amerika Serikat (AS), Blackwater USA, menjadi bulan-bulanan publik setelah diketahui menjual tiket pesawat bagi orang yang ingin keluar dari Afghanistan dengan harga 6.500 dolar AS atau sekitar Rp 93 juta.

Informasi mengenai tiket evakuasi itu terlontar dari pendiri Blackwater, Erik Prince, yang merupakan mantan US Navy SEAL.

Kepada Wall Street Journal pada Rabu (25/8), Prince merinci jasanya untuk membawa keluar orang dari Afghanistan. Ia bahkan mengungkap, harga yang lebih mahal akan dikenakan bagi mereka yang ingin melarikan diri namun terjebak di dalam rumah, atau berbagai bantuan tambahan lainnya.


Dengan membayar tiket yang mahal itu, Prince akan memastikan orang-orang akan diangkut dengan aman ke Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul.

Pernyataan Prince sontak memicu kemarahan publik. Prince dianggap berusaha mendapatkan keuntungan dari warga Afghanistan yang tertekan karena ingin meninggalkan negaranya.

Di sisi lain, banyak yang mempertanyakan kemampuan Blackwater untuk memenuhi janjinya. Terlebih dengan tenggat waktu evakuasi pada 31 Agustus yang semakin menipis.

Kecaman terhadap Prince bahkan muncul dari Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki yang menyebutnya tidak memiliki hati nurani.

"Saya tidak berpikir ada manusia yang memiliki hati dan jiwa yang akan mendukung upaya mengambil keuntungan dari penderitaan dan rasa sakit orang lain," kata Psaki pada Rabu.

"Kami mengevakuasi orang tanpa biaya karena itu adalah langkah yang tepat untuk diambil, dan tentu saja kami tidak akan mendukung mengambil keuntungan dari orang-orang yang putus asa untuk keluar dari suatu negara," tambahnya.

Meski begitu, ada organisasi-organisasi nirlaba seperti Clinton Foundation dan No One Left Behind, yang dilaporkan melakukan penerbangan evakuasi gratis dari Afghanistan.

Sejak Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkap, pihaknya telah mengevakuasi lebih dari 82 ribu orang dari Afghanistan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya