Berita

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus/Net

Dunia

Bisa Picu Pandemi Tak Berkesudahan, WHO Memohon Negara Maju Tunda Kampanye Vaksin Booster

RABU, 25 AGUSTUS 2021 | 14:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketika Amerika Serikat (AS) dan banyak negara maju lainnya mulai merencanakan program suntikan dosis ketiga atau booster, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyatakan keprihatinannya.

Berbicara di Budapest pada Senin (23/8), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memohon kepada negara-negara maju untuk menggunakan dosis vaksin mereka pada kelompok rentan di negara-negara miskin, alih-alih untuk booster.

"Ketidakadilan vaksin dan nasionalisme vakin memungkinkan varian baru Covid-19 muncul, menyebabkan lebih banyak kematian dan memperpanjang pandemi untuk seluruh planet," kata Tedros memperingatkan, seperti dikutip Sputnik.

Tedros mengatakan, saat ini masih banyak petugas kesehatan, lansia, dan kelompok rentan lainnya di negara-negara miskin yang bahkan belum menerima satu dosis vaksin Covid-19.

"Itulah mengapa saya menyerukan moratorium global untuk vaksin booster hingga setidaknya akhir September, untuk memungkinkan negara-negara paling tertinggal mengejar ketertinggalan mereka," lanjutnya.

Ia menambahkanm, semakin lama ketidaksetaraan vaksin berlanjut, semakin banyak peluang virus untuk menyebar dan berkembang menjadi varian yang lebih berbahaya. Bahkan vaksin yang tersedia saat ini berpotensi tidak ampuh.

Lebih lanjut ia mencatat, 4,8 miliar dosis vaksin yang diberikan secara global, 75 persen telah digunakan oleh hanya 10 negara. Hampir setengah dari dosis itu telah digunakan di China.

Target WHO sendiri adalah agar setiap negara memiliki setidaknya 10 persen populasinya divaksinasi pada akhir bulan depan dan mencapai 40 persen sebelum tahun berakhir, dengan tujuan lebih lanjut 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.

Sejauh ini, menurut Tedros, sudah ada lebih dari setengah negara di dunia yang mencapai tujuan 10 persen populasi divaksinasi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya