Berita

Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono saat pidato kebangsaan di ulang tahun ke 50 CSIS/Repro

Politik

Pandangan AHY soal Tiga Syarat Menuju Indonesia Emas 2045

SENIN, 23 AGUSTUS 2021 | 17:50 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pandangannya terhadap cita-cita bangsa yakni Indonesia Emas 2045. Di mana Indonesia akan bangkit dari keterpurukannya dan mulai dipertimbangan dalam pergaulan dunia.

Pernyataan itu disampaikan AHY dalam pidato kebangsaan Ketua Umum Partai Politik dalam Memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Senin (23/8).

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu optimistis dan berprasangka baik terhadap masa depannya. Pemimpin besar juga senantiasa berprasangka baik terhadap generasi kepemimpinan selanjutnya. Mari kita berpikir positif untuk negeri kita, untuk anak cucu kita,” ucap AHY.


Putra sulung Presiden kelima Susilo Bambang Yudhoyono ini mengurai dalam satu dekade terakhir ini, “Indonesia Emas 2045” digelorakan di seluruh penjuru negeri, untuk menyatukan visi kita sebagai bangsa yang besar.

Dia mengatakan, semenjak aktif di TNI kerap mengkampanyekan Indonesia Emas 2045.

"Saya pribadi, sebenarnya sejak tahun 2012, ketika masih sebagai perwira militer, sudah turut aktif mengkampanyekan visi Indonesia Emas 2045, baik di kalangan internal TNI, maupun ke berbagai kampus dan organisasi kepemudaan di Indonesia,” urainya.

Menurutnya, banyak versi terkait definisi dan gambar besar tentang Indonesia Emas 2045. Yang jelas, kata AHY, kata Emas sendiri mengandung makna yang serba optimistis: kejayaan, kemajuan, kemakmuran, kemenangan, dan lain sebagainya.

AHY memandang, untuk mewujudkan Indoensia Emas ada tiga kondisi sebagai prasyarat yang harus dicapai secara utuh. Pertama, Indonesia harus benar-benar aman dan damai.

Kedua, disebutkan AHY, sebagai negara Indonesia harus benar-benar meuwujudkan keadilan dan kesejahteraan. Dan ketiga, Indonesia benar-benar maju dan mendunia.

"Penekanan ada di perulangan kata “benar-benar”. Artinya, kondisi yang sesungguhnya; bukan sesuatu yang semu atau artifisial. Ketiga kondisi tersebut sama pentingnya, dan saling terkait satu sama lain. Oleh karenanya, harus dibaca dalam satu tarikan napas yang sama,” ucapnya.

Dipilihnya tahun 2045, kata AHY, bukanlah sekadar angka cantik atau keramat. Namun sebenarnya, sejak Indonesia menjadi anggota G20 pada tahun 2008, sampai dengan sebelum terjadi hantaman pandemi, cukup banyak institusi internasional yang memproyeksikan Indonesia menduduki posisi 10 sampai dengan 5 besar ekonomi dunia pada tahun 2045 dengan tingkat kesejahteraan rakyat yang jauh lebih baik.

"Jadi sebenarnya ada alasan bagi kita untuk menetapkan tahun 2045 sebagai milestone pencapaian kejayaan bangsa. Namun, saya berpendapat, kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan dan membaca prediksi jangka panjang, karena banyak sekali elemen yang bersifat unthinkable dan unpredictable,” ujarnya.

"Jangankan membayangkan apa yang akan terjadi dua dekade ke depan; dua tahun lalu, siapa yang bisa memperkirakan terjadinya pandemi global saat ini,” imbuhnya.

Oleh karena itu,  kata AHY, sebaiknya masyarakat jangan terbuai dengan angka-angka prediktif tersebut.

"Dari tinjauan yang lain; setahu saya, tidak ada standar di dunia, bahwa di usia yang ke-100 tahun sejak kemerdekaannya, suatu bangsa atau negara bisa, atau harus, mencapai masa keemasannya. Mari kita lihat kisah dua negara sahabat kita,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya