Berita

Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko saat didaulat menjadi ketua umum dalam kongres luar biasa yang mengatasnamakan partai demokrat/Net

Politik

Sindir Nasihat Moeldoko, Kader Demokrat: Begal Partai Kok Nyaranin Kritik Pakai Tata Krama

KAMIS, 19 AGUSTUS 2021 | 08:29 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kader Partai Demokrat ramai-ramai menyindir nasihat dari Kepala Staf Kepresiden, Moeldoko yang meminta masyarakat untuk menyampaikan kritik secara beradab.

Pernyataan itu dinilai tidak sejalan dengan apa yang dilakukan Moeldoko di dunia nyata. Di mana Moeldoko menggelar kongres luar biasa dengan mengatasnamakan Partai Demokrat untuk menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sah.

“Begal partai orang saja nggak ada tata kramanya, kok nyarankan kritik pakai tata krama,” sindir kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana lewat akun Twitter pribadinya, Kamis (19/8).


Senada itu, kader Demokrat lainnya, Rachland Nashidik juga menggunakan kata begal partai untuk mengomentari nasihat dari Moeldoko.

“Nasihat tata krama dari begal partai,” ujarnya.

Menurutnya, mantan Panglima TNI itu merupakan orang yang tidak malu mengaku sebagai ketua partai, meski gagal bikin kongres abal-abal dan klaimnya ditolak pemerintah.

“Orang yang (juga) mengkhianati seniornya sendiri yang memberinya bintang dan mengangkat karirnya ke puncak,” sambung Rachland.

Sementara itu, Staf Pribadi Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ossy Dermawan turut menyindir nasihat Moeldoko itu dengan satu kalimat yang penuh makna.

“Talk is cheap,” tuturnya.

Moeldoko mengatakan bahwa kritik merupakan hal lumrah dalam suatu pemerintahan. Hanya saja, dia meminta kritik disampaikan dengan cara yang lebih beradab.

"Karena apa pun, Presiden adalah orang tua kita, yang perlu sekali dan sangat perlu untuk kita hormati. Jangan sembarangan berbicara, jangan sembarangan menyatakan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar," kata Moeldoko, Rabu (18/8).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya