Berita

BEM FH Universitas Bengkulu mendatangi Kantor Ombudsman Provinsi Bengkulu/RMOLBengkulu

Politik

Berjuang Lawan Upaya Pembekuan, BEM FH Universitas Bengkulu Surati Sejumlah Menteri Hingga DPR

SENIN, 16 AGUSTUS 2021 | 15:47 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Perjuangan untuk membela upaya pembungkaman kebebasan berpendapat di dalam kampus yang dilakukan pimpinan akademik Fakultas Hukum Universitas Bengkulu (Unib) terus dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum (BEM FH).

Hal itu dilakukan pasca keluarnya surat keputusan dengan Nomor 3098/UN30.8/HK/2021 tentang pembekuan kepengurusan BEM FH yang ditandatangi oleh Dekan FH Unib.

Gubernur BEM FH Unib, Maulana Taslam menuturkan, konflik yang terjadi antara lembaga intrakampus dan pihak fakultas saat ini telah dilaporkan ke Ombudsman Provinsi Bengkulu.

Pelaporan ini dilakukan untuk mengetahui apakah adanya dugaan maladministrasi terhadap SK Pembekuan Kepengurusan BEM FH Unib tersebut.

“Agar pembungkaman seperti berujung pembekuan ini tidak terulang kembali, karena kampus harus menjamin kebebasan akademik,” kata Maulaa Taslam, dikutip Kantor Berita RMOLBengkulu.

Selain Ombudsman, sambung Taslam, beberapa kementerian dan lembaga yang berwenang dalam dunia pendidikan turut disurati oleh BEM FH Unib.

Di antaranya, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Ombudsman Republik Indonesia, dan Komisi X DPR RI.

Tidak hanya itu, DPRD Provinsi Bengkulu, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Bengkulu, Rektor Universitas Bengkulu, serta Senat Fakultas Hukum Universitas Bengkulu juga ikut disurati oleh Kepengurusan BEM FH.

Taslam menambahkan, sejatinya tujuan kritik yang disampaikan oleh BEM Fakultas Hukum Unib dan Ormawa adalah untuk mengharapkan perbaikan di Fakultas Hukum, tetapi tidak direspons baik oleh pimpinan.

Kritik yang disampaikan mahasiswa, lanjut Taslam, bukan dijadikan bahan evaluasi tetapi justru dipakai untuk membungkam mahasiswa.

“Pendekatan yang dilakukan bukan lagi pendekatan humanis ataupun pendekatan kekeluargaan, tetapi justru menggunakan pendekatan kekuasaan dan represifitas,” tutup Maulana Taslam.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya