Berita

Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti/Repro

Politik

Ketua DPD RI: Covid-19 Telah Mengungkap Banyak Kelemahan Fundamental Bangsa Indonesia

SENIN, 16 AGUSTUS 2021 | 10:01 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pandemi Covid-19 yang telah melanda Tanah Air nyaris dua tahun semakin mengungkapkan bahwa masih banyak kelemahan-kelemahan fundamental dalam negeri.

Demikian disampaikan Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam pidatonya di acara Sidang Tahunan MPR bersama DPR dan DPD Tahun 2021, pada Senin (16/8).

"Hikmah terbesar adalah, kita sebagai bangsa mengetahui kelemahan-kelemahan fundamental, yang selama ini belum terungkap secara terang-benderang," ujar LaNyalla.


Menurut LaNyalla, hikmah dari pandemi Covid-19 ini bukan untuk direnungi saja. Tetapi harus menjadi titik awal pekerjaan besar bangsa Indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini ke depannya.

LaNyalla menuturkan, betapa pandemi Covid-19 ini ketahanan sektor kesehatan masih rapuh saat terjadi ledakan korban Covid-19, rumah sakit nyaris collapse, hingga tenaga medis berguguran.

"Fasilitas kesehatan dan alat medis yang kekurangan di sana-sini. Juga kualitas kesehatan masyarakat kita yang ternyata rentan dengan komorbid," tuturnya.

Selain itu, Covid-19 juga membuka fakta bahwa industri alat kesehatan masih didominasi produk impor. Sementara beberapa anak bangsa yang mencoba memproduksi sejumlah alat pendukung medis di tengah pandemi belum mendapat kepercayaan dari dalam negeri.

"Mulai dari ventilator sampai Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara," katanya.

Pada sektor pendidikan, selama ini tidak terbuka secara terang benderang. Yaitu kualitas pembelajaran kita ketika dihadapkan kepada pola baru, belajar dari jarak jauh atau online. Termasuk kesiapan dukungan sarana dan dukungan infrastruktur di desa dan pelosok negeri masih menjadi pekerjaan rumah.

"Pandemi juga memberi hikmah kepada kita tentang ketahanan sektor sosial bangsa ini," jelasnya.

Tak hanya itu, pandemi Covid-19 juga memberi hikmah sekaligus pekerjaan besar kepada semua elemen bangsa untuk memikirkan ulang bagaimana ketahanan ekonomi bangsa di sektor produksi dalam negeri. Mulai dari skala UKM hingga menengah besar.

"Kita sudah melihat bagaimana UMKM yang mengandalkan transaksi langsung di pasar merasakan dampak dari konsekuensi pembatasan sosial. Sementara market place melalui sejumlah unicorn lebih banyak diisi barang impor dan hanya menjadikan anak bangsa sebagai drop shipper dan pedagang yang membuka toko saja," demikian LaNyalla.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya