Berita

Tokoh masyarakat Tionghoa yang juga aktivis Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma/Net

Politik

Tokoh Tionghoa: Sungguh Disayangkan Tema Lomba yang Memecah Belah Lahir Dari Orang Bergaji Besar

MINGGU, 15 AGUSTUS 2021 | 13:52 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Lomba karya tulis yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berpotensi memecah belah persatuan bangsa.

Begitu kata tokoh masyarakat Tionghoa yang juga aktivis Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma menyoroti tema lomba karya tulis tentang hormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya menurut hukum Islam.
 
“Lomba dengan dua tema yang khusus dikaitkan dengan Islam itu menunjukkan BPIP tidak sensitive dan tidak peka terhadap situasi kejiawaan masyarakat kita yang sedang dilanda pandemi covid-19 sekarang ini,” katanya.
 

 
Menurut Lieus, lomba tersebut bukan saja tidak relevan dengan situasi saat ini, tapi juga sangat memojokkan Islam, seolah-olah umat Islamlah yang paling bermasalah dengan Pancasila.
 
“Padahal negeri ini lahir dan diproklamasikan kemerdekaannya atas jasa dan perjuangan tokoh-tokoh Islam di samping juga oleh tokoh-tokoh yang beragama lainnya,” kata Lieus.
 
Seharusnya, tambah Lieus, kalau mau adil dan memang beritikad untuk mempersatukan bangsa, tema lomba itu tak hanya mengaitkannya dengan hukum Islam, tapi juga dengan hukum agama lain yang diakui di Indonesia seperti Buddha, Hindu, Kristen maupun Konghuchu.
 
“Dengan demikian tidak muncul kesan lomba ini memang dimaksudkan untuk mendiskreditkan Islam. Tapi sebetulnya itu juga tidak perlu. Untuk apa? Sudah 75 tahun kita merdeka dan selama ini tidak ada masalah mengenai hormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu,”  ujarnya.
 
Lieus menyebut, ia sungguh tidak habis pikir bagaimana ide lomba seperti ini bisa muncul dari lembaga sekelas BPIP yang dihuni oleh tokoh-tokoh kaliber nasional dan bergaji sangat besar itu.
 
“Saya jadi ingin tahu siapa sesungguhnya pencetus ide lomba ini dan apa tujuan dari lomba tersebut. Sungguh sangat disayangkan lomba seperti itu bisa lahir dari orang-orang yang gajinya setara dengan direktur BUMN itu,” katanya.
 
Ditegaskan Lieus, saat ini sangat tidak relevan mempertentangkan Pancasila dengan Islam atau memperhadap-hadapkan Nasionalisme dengan agama. Republik Indonesia ini sudah 76 tahun merdeka dan kemerdekaan itu diperjuangkan dan diraih atas kerjasama semua orang tanpa membedakan ideologi politik maupun agamanya.

“Kenapa sekarang mesti diungkit-ungkit lagi? Seolah tak ada hal lebih penting yang harus dikerjakan bangsa ini,” tegasnya.
 
Mestinya, kata Lieus, akan lebih baik kalau para anggota BPIP yang bergaji besar itu ikut membantu Presiden dengan mencarikan solusi bagi mengatasi kesulitan rakyat akibat pandemik Covid-19.

“Kalau itu dilakukan, barulah BPIP terasa manfaatnya untuk rakyat,” jelas Lieus.

Populer

Stop Sensasi Energi: Negara Harus Tegas soal Bahan Bakar “Bobibos”

Selasa, 11 November 2025 | 21:37

Aspri Hotman Paris Mangkir dari Panggilan KPK

Jumat, 14 November 2025 | 18:42

Pelajaran dari Taipei-Taichung: Rasionalitas yang Hilang di Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Jumat, 07 November 2025 | 14:51

Dua Wajah Sherly

Senin, 10 November 2025 | 08:15

Analisis Hukum Normatif atas Kasus Delik Ijazah Jokowi

Senin, 10 November 2025 | 01:36

Tersangka Korupsi Minyak

Kamis, 06 November 2025 | 05:02

Guru Abdul Muis: Presiden Prabowo Seorang Patriot yang Humanis

Kamis, 13 November 2025 | 16:31

UPDATE

Perwira Polri Non Job Lebih Baik Dipensiunkan

Minggu, 16 November 2025 | 11:46

Iran Akui Sita Kapal Tanker Asing di Selat Hormuz

Minggu, 16 November 2025 | 11:37

Poland Festival 2025 Meriahkan CFD Jakarta

Minggu, 16 November 2025 | 11:31

Purbaya Paling Paham Visi Prabowo Meski Tak Ikut Retret

Minggu, 16 November 2025 | 10:44

AS Perketat Seleksi Visa, Pemohon dengan Obesitas hingga Diabetes Bisa Ditolak

Minggu, 16 November 2025 | 10:44

Universitas Muhammadiyah Surabaya Bangga Rizky Ridho Masuk Puskas Award 2025

Minggu, 16 November 2025 | 10:35

Putin dan Netanyahu Teleponan Bahas Gaza

Minggu, 16 November 2025 | 09:56

KPK Sita Jam Tangan Hingga Mobil Mewah saat Geledah Rumah Direktur RSUD Harjono Ponorogo

Minggu, 16 November 2025 | 09:50

Putusan MK Harus Masuk Rekomendasi Percepatan Reformasi Polri

Minggu, 16 November 2025 | 09:25

Kehadiran Purbaya Usik Kenyamanan Oligarki

Minggu, 16 November 2025 | 09:22

Selengkapnya