Berita

Sekjen Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidiq/Repro

Politik

Gelora Endus Polemik TWK KPK Sengaja Dibuat Ramai untuk Kepentingan Pilpres 2024

JUMAT, 13 AGUSTUS 2021 | 22:42 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) kian menjadi panggung politik.

Sekjen Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidiq mengendus pihak yang meramaikan polemik peralihan kepegawaian menjadi ASN sengaja dijadikan polemik untuk kepentingan politik yang lebih besar.

"Saya membacanya panggung ini ingin dibuat ramai, (padahal) ini kecil. Di atas panggung itu ada yang pro kontra, mereka tidak terlalu peduli," demikian kata Mahfuz Sidiq dalam webinar Moya Institute bertajuk 'Kontroversi Temuan TWK 51 Pegawai KPK', Jumat (13/8).

Tujuannya, kata Mahfudz, bukan ingin kembali ke KPK, melainkan sengaja dibuat ramai dan panjang hingga pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Jadi, intinya panggung ini akan dibikin panjang, orang diundang ramai-ramai. Sehingga salah satu isu kontestasinya di 2024, yaitu mana yang pro pemberantasan korupsi atau tidak pro," bebernya.

Masih dalam webinar yang sama, Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto menilai masalah TWK sudah hampir selesai ketika 51 pegawai dinyatakan TMS dari alih status ASN.

"Ternyata polemik tidak sampai di situ setelah ada temuan Ombudsman, di mana hasilnya ada maladministrasi dan rekomendasinya meminta agar ada koreksi terhadap 51 pegawai KPK yang tidak lulus untuk diangkat," lanjutnya.

Yang tak kalah mengherankan, adanya desakan agar Presiden Joko Widodo turun tangan. Baginya hal tersebut terlalu berlebihan karena prosesnya sudah berlangsung.

"Hemat saya, jika kita terlalu larut dengan polemik ini, tidak produktif di tengah upaya bangsa memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya