Berita

Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) wilayah Pulau Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan/Net

Politik

Luhut Terjunkan Timsus Perbaiki Pendataan Kasus Kematian Covid-19

KAMIS, 12 AGUSTUS 2021 | 13:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Indikator kematian Covid-19 yang rencananya dihapus pemerintah dalam menentukan kebijakan penanganan pandemi menuai protes banyak pihak.

Pakar kesehatan hingga koalisi masyarakat menuntut pemerintah agar mengurungkan hal tersebut. Karena, indikator kematian sangat penting untuk melihat efektifitas penanganan pandemi Covid-19 yang telah dilakukan pemerintah.

Menjawab tuntutan tersebut, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) wilayah Pulau Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengurungkan rencananya menghapus indikator kematian.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi ini tidak lagi menjadikan akumulasi data kaus meninggal Covid-19 selama beberapa minggu di daerah sebagai alasan untuk menghapus indikator kematian. Justru, ia menjalankan usulan sejumlah pihak yang meminta agar pemerintah pusat memperbaiki data yang diduga bermasalah.

"Sedang dilakukan clean up data, diturunkan tim khusus untuk ini. Nanti akan di-include indikator kematian ini jika data sudah rapih," ujar Jurubicara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi dalam keterangan tertulis, Kamis (12/8).

Sebelum indikator kematian ini kembali digunakan untuk menentukan level PPKM di suatu wilayah, Jodi mengatakan, pihaknya sementara waktu menggunakan lima indikator penilaian.

Di antaranya, data tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR), data kasus konfirmasi, perawatan di rumah sakit, data pelacakan (tracing), pengetesan (testing), dan kondisi sosio ekonomi masyarakat.

"Jadi (data kematian) bukan dihapus, hanya tidak dipakai sementara waktu karena ditemukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi atau bias dalam penilaian," tandas Jodi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya