Berita

Aksi protes menolak kebijakan wajib menggunakan bahasa Mandarin di Mongolia Dalam/Net

Dunia

China Berantas Bahasa Daerah dan Minoritas dengan Wajib Bahasa Mandarin, Genosida Budaya?

RABU, 11 AGUSTUS 2021 | 08:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kebijakan China memperluas penggunaan bahasa Mandarin secara wajib memicu kekhawatiran akan punahnya bahasa minoritas dan daerah.

Awal bulan ini, Partai Komunis China (PKC) memberlakukan aturan baru untuk memperluas pengajaran bahasa Mandarin pada anak-anak sedini mungkin. Presiden Xi Jinping juga membuat program pendidikan bahasa Mandarin Nasional.

Program itu sesuai dengan pidato Xi pada September 2019 yang mengeluarkan kebijakan pendidikan untuk persatuan nasional.

"Bahasa Tiongkok adalah satu keluarga besar, dan kami akan membangun Tiongkok dengan mimpi bersama," ujarnya ketika itu.

Alhasil, mulai semester musim gugur tahun ini, seluruh taman kanak-kanak (TK) di China, termasuk Mongolia, Tibet, hingga Xinjiang diwajibkan menggunakan bahasa Mandarin.

"Kami akan fokus pada penguatan pembelajaran bahasa Mandarin di antara anak-anak TK, selama periode kritis untuk pemerolehan bahasa," ujar Kementerian Pendidikan dalam pengumuman pada 2 Agustus lalu, seperti dikutip Radio Free Asia.

Kementerian mengatakan, kegiatan pengasuhan juga harus mulai menggunakan bahasa Mandarin.

Untuk mendukung program itu, pemerintah meluncurkan skema pelatihan nasional untuk guru TK, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan etnis minoritas.

Guru dari daerah lain juga akan dipasangkan dengan guru di daerah etnis minoritas dan pedesaan. Ini dilakukan untuk membimbing guru di desa mengenai ide pendidikan, yang sesuai dengan aturan.

Selain itu, TK-TK juga harus menggelar berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin bagi anak-anak, termasuk agar mereka berani berbicara bahasa Mandarin.

Kebijakan itu tidak dinilai baik oleh sejumlah pihak. Sebaliknya, kebijakan itu dianggap akan memusnahkan bahasa minoritas, seperti Mongolia, Tibet, Uighur, bahkan bahasa daerah seperti Sichuan dan Kanton.

Bahkan di timur laut China, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang Korea, China juga menghapus secara bertahap pengajaran bahasa Korea.

Selama berpekan-pekan, warga Mongolia Dalam melakukan aksi protes, menyebut kebijakan Beijing sebagai "genosida Budaya".

Sejak awal tahun ini, sekolah-sekolah di barat laut Xinjiang sudah tidak lagi memberikan pengajaran bahasa Uighur pada siswanya, meski sebagian besar siswa adalah penduduk Uighur.

Pada Juni 2021, pihak berwenang di provinsi Sichuan menutup sekolah swasta Tibet yang menawarkan kelas dalam bahasa Tibet. Otoritas kemudian memaksa siswa untuk pergi ke sekolah yang dikelola pemerintah, di mana mereka akan diajarkan dalam bahasa China.

Sebagai tindak lanjut, China juga menyeragamkan penggunaan buku teks dan bahan ajar.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya