Berita

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI bersama Commanding General US Army Pasific (USARPAC), General Charles A. Flynn saat pembukaan Latma Garuda Sheild di Puslatpur Martapura, Batu Raja, Sumsel/TNI AD

Pertahanan

Empat Makna di Balik Garuda Shield, Jadi Daya Tangkal untuk Negara Asing

SELASA, 10 AGUSTUS 2021 | 11:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Gelaran latihan tempur terbesar antara TNI AD dan US Army merupakan bagian dari kerjasama pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang sudah berlangsung sejak lama.

Peneliti Senior Marapi Consulting & Advisory, Beni Sukadis mengatakan Indonesia dan AS saat ini memiliki perjanjian Kemitraan Strategis yang ditandatangani pada 2015. Sebelumnya, pada 2010, kedua negara menginisiasi Kemitraan Komprehensif yang meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk militer.

Garuda Shield sendiri, lanjut Beni, merupakan latihan militer gabungan Indonesia dan AS yang telah dilaksanakan sejak 2007 dan tahun ini merupakan yang ke-15.


"Ini menunjukkan kedekatan, dalam hal intensi, substansi, kuantitas, Indonesia dan Amerika dalam tingkat yang cukup tinggi," ujar Beni dalam diskusi virtual RMOL World View pada Senin (9/8).

Jika melihat makna tersirat dalam Garuda Shield XV yang digelar dari 1 hingga 14 Agustus ini, Beni menyebut terhadap empat poin yang berlandaskan teori.

"Pertama, dalam tingkat strategis, ada upaya dari kedua negara untuk meningkatkan kepercayaan atau trust building, baik itu dalam bentuk dialog strategis antara panglima, kunjungan, maupun latihan," jelas Beni.

Ia menyebut, sejak sekitar 2013/2014 hingga saat ini, Indonesia dan AS telah melaksanakan 150 hingga 200 kegiatan kerjasama bilateral. Dengan frekuensi ini, kedekatan kedua negara sangat intens.

Kedua, lanjutnya, Garuda Shield merupakan upaya untuk menyasar confidence building measure, bahwa Indonesia memiliki kredibilitas untuk bekerjasama dengan negara-negara lain.

Selain itu, latihan tempur ini juga menjadi ajang berbagi informasi antara TNI AD dan US Army.

"Keempat, yang penting, adalah menunjukkan deterrence atau daya tangkal, membentuk opini publik. Deterrence ini ditunjukkan pada negara asing," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya