Sudan dan Ethiopia mengalami ketegangan diplomatik. Dua negara tetangga di Afrika Timur itu bersitegang usai Ethiopia menolak tawaran Sudan untuk menengahi konflik di Tigray.
Kementerian Luar Negeri Sudan pada Minggu (8/8) mengumumkan pihaknya telah menarik dutabesar di Addis Ababa lantaran frustasi dengan sikap pejabat di Ethiopia.
"Ethiopia akan memperbaiki posisinya jika mempertimbangkan apa yang bisa dilakukan Sudan daripada sepenuhnya menolak semua upayanya," ujar kementerian, seperti dikutip
Reuters.
Pada Rabu (4/8), Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tentang konflik di wilayah Tigray yang telah menyebabkan masuknya 53.400 pengungsi sejak akhir 2020.
Hamdok kemudian menawarkan bantuan menjadi mediator dalam kerangka kepresidenannya di IGAD, sebuah kelompok yang mencakup Kenya, Ethiopia, Uganda, Djibouti, Sudan, Uganda dan Somalia.
Pada Kamis (5/8) jurubicara perdana menteri Ethiopia, Billene Seyoum, menolak kemungkinan Sudan menengahi konflik Tigray.
Seyoum mengatakan, hubungan antara Ethiopia dan Sudan sedikit rumit, sementara kepercayaan harus menjadi dasar dari setiap upaya mediasi. Ia juga menyoroti serangan tentara Sudan ke wilayah Ethiopia.
Hubungan Ethiopia dan Sudan juga memburuk dengan perselisihan atas wilayah tanah subur Al Fashqa. Ketegangan perbatasan terjadi pada saat Ethiopia, Sudan dan Mesir juga mencoba untuk menyelesaikan perselisihan tiga arah atas Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Ethiopia.