Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid/Net
Covid-19 merupakan bagian dari ujian ketauhidan dan kekuatan keimanan manusia kepada Allah SWT untuk melihat fenomena corona ini dengan prespektif masing-masing.
Terlebih, pandemi telah melanda negeri ini selama lebih dari setahun dan hingga kini belum teratasi. Sedikitnya 3,5 juta orang terjangkit Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan di Indonesia pada awal Maret 2020 lalu, dan 100.636 orang meninggal dunia.
Begitu jelas Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara “Istighosah dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa Indonesia dari Wabah Covid-19†yang digelar oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Indonesia (UI), Rabu malam (4/8).
“Orang sekuler melihat corona seperti apa, orang NU seperti apa, tapi karena saya meyakini akidah saya, iman kepada qada dan qodar Allah SWT, maka saya mayakini betul ini adalah ketentuan Allah. Dan saya tahu betul bahwa ketentuan Allah dibuat pasti ada hikmahnya untuk manusia,†ujarnya.
Dikatakan Gus Jazil, orang boleh saja memaknai bahwa pandemi ini sebagai bagian dari skenario global. Sebab manusia itu diberikan kekuatan oleh Allah untuk membuat skenario.
Menurutnya, skenario Allah merupakan skenario tertinggi, sehingga seluruh yang terjadi di dunia ini termasuk adanya pandemi merupakan skenario Allah untuk menguji hamba-Nya.
"Allah membuat skenario-skenario di bumi sebagai tatanan dan ujian,†katanya.
Karena itu, menurut Gus Jazil, pandemi Covid-19 ini harus dihadapi dengan kekuatan iman bahwa semua daya dan upaya itu dari Allah.
"Corona ini justru menjadi cermin bagi kita untuk melihat seberapa dekat kita dengan pembuat corona, pembuat alam ini, dan yang membuat diri kita dan skenario. Tidak ada daya dan upaya selain dari Allah, laahaula walaaquwwata illaabillah,†tandasnya.