Berita

Presiden Joko Widodo saat turun dari pesawat kepresidenan/Net

Politik

Ternyata Jokowi Pernah Minta Anggaran Pesawat Presiden Dialokasikan untuk Kesehatan

RABU, 04 AGUSTUS 2021 | 14:43 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari warna biru putih menjadi merah putih menuai pro dan kontra di kalangan publik. Banyak yang meminta agar anggaran pengecatan yang ditaksir mencapai 150 ribu dolar AS atau sekitar Rp 2,1 M itu lebih baik diperuntukan bagi penanganan Covid-19.

Di tengah ramainya pro dan kontra tersebut, Wasekjen DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon kembali mengungkit pernyataan Presiden Joko Widodo di tahun 2014. Saat itu Jokowi masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan jabatan presiden dipegang oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Singkatnya, saat SBY akan mengadakan pembelian pesawat kepresidenan seharga Rp 840 miliar, Jokowi melancarkan protes. Menurutnya masih banyak kebutuhan mendasar di negara ini yang masih membutuhkan dana besar.

Salah satu yang disinggung adalah pendidikan dan kesehatan.

“Ternyata tahun 2014 Pak Jokowi pernah mengatakan terkait pesawat presiden anggaran sebesar itu dipakai menutupi kebutuhan dasar saja pendidikan kesehatan dan lain-lain,” urainya lewat akun Twitter pribadi sembari mengunggah sebuah artikel berisi tentang pernyataan Jokowi.

Kini, Jansen menilai bahwa Jokowi justru telah menikmati apa yang diputuskan oleh SBY kala itu. Terbukti Jokowi justru lebih banyak menggunakan pesawat kepresidenan daripada SBY.

“Pak SBY⁩ cuma pakai pesawat ini beberapa bulan saja. Yang nolak malah terus pakai,” sindirnya.

Di tahun 2014, tepatnya di bulan April saat menyambangi Markas Besar Barisan Relawan Jokowi Presiden (Mabes Bara JP), di Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Jokowi meminta agar anggaran sebesar itu digunakan untuk kebutuhan mendasar bangsa.

"Masih banyak kebutuhan yang mendasar. Salah satu kebutuhan mendasar negara kita adalah pendidikan dan kesehatan. Itu yang harus dipenuhi," kata Jokowi kala itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya