Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Dengan Kecakapan Presiden, “Jebakan” Investasi China Bisa Diubah Jadi Kekuatan

MINGGU, 01 AGUSTUS 2021 | 10:32 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Jebakan kemudahan investasi China sebenarnya memberikan kekuatan kepada Indonesia sebagai pemain utama dalam memanfaatkan "turnamen" pengaruh.

Begitu yang disampaikan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi pemerintahan baru Samoa berani mengurungkan proyek Belt and Road Initiatives (BRI) China.

Menurut Satyo, kampanye jalur sutera baru oleh China yang sekarang bernama BRI jelas sangat berpengaruh di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

"Pandangan China yang berbeda terkait investasi yaitu dengan lebih 'bersahabat' dan berbeda, di saat Jokowi dan pemerintahannya membutuhkan akselerasi pembangunan infrastruktur 'mercusuar' yang dianggap akan menstimulus Indonesia menjadi ekonomi maju karena percaya dengan ramalan para ideolog neoliberal yang mengendalikan oligarki di Indonesia," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (1/8).

Satyo pun sedikit membeberkan persoalan di beberapa negara yang berhubungan dengan China. Di antaranya, ketika ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin meningkat dan bersitegang dalam berbagai masalah, termasuk penanganan China terhadap wabah Covid-19 termasuk ketika China menolak penyelidikan lebih jauh terkait asal usul virus Covid-19 oleh WHO dan berbagai langkah kontroversial yang dibuat China soal Hong Kong.

Selain itu adalah, Laut China Selatan ataupun negara yang memiliki hubungan perdagangan khusus dengan AS, seperti Singapura, Filipina, Hongkong, Jepang, Korea Selatan dan lain-lain.

"Sebetulnya pandemi Covid-19 bisa saja mengubah dinamika situasi di Indonesia, namun hal itu tergantung dari kecakapan Pak Jokowi dan para menterinya dalam memberikan adviser kepada Presiden," kata Satyo.

Padahal masih, kata Satyo, "jebakan" kemudahan investasi China justru memberikan kekuatan kepada Indonesia sebagai pemain utama.

"Sebagai pemain utama dalam memanfaatkan 'turnamen' pengaruh dan gelontoran investasi khususnya dalam perdagangan dan produksi vaksin made in Indonesia di saat gentingnya wabah Covid-19 dan semakin offensifenya 'show of' di antara China vs AS," pungkas Satyo.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya