Berita

Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti saat hadiri Tanya Jawab Cak Ulung bahas "PDIP & 25 tahun tragedi Kudatuli"/Repro

Politik

Kritikan Puan Maharani Bukan ke Jokowi, tapi Luhut yang Merasa Paling Hebat Se-Indonesia

KAMIS, 29 JULI 2021 | 23:01 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, sikap koreksi Ketua DPR RI Puan Maharani masih tidak masuk kategori kritis pada Presiden Joko Widodo.

Ray mengatakan, segala sikap, pikiran dan tindakan Puan masih seiring dengan sikap PDI Perjuangan.

Artinya, koreksi pada pola penanganan Covid-19 bukanlah menyasar pada Joko Widodo sebagai presiden yang diusung PDIP.


Ray meyakini kritik yang disampaikan Puan lebih tertuju pada koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Kritik Mbak Puan lebih menyasar pada Luhut yang merasa paling hebat se Indonesia dan kerjanya nantang-nantang orang," demikian analisa Ray Rangkuti saat menjadi narasumber di Acara Tanya Jawab Cak Ulung bertema "PDIP dan 25 tahun Tragedi Kudatuli", Kamis (29/7).

Menurut Ray, pernyataan politik Puan yang belakangan massif disuarakan merupakan pengetahuan umum. Artinya, sesuatu yang menjadi perbincangan umum masyarakat.

Aktivis '98 itu bahkan mengkritik Puan yang tidak bisa mencegah Setjen DPR memberikan fasilitas hotel berbintang bagi anggota DPR, tenaga ahli dan staf yang menjalani isolasi mandiri (Isoman).

"Mbak Puan tidak bisa mencegah Setjen DPR menyedikan fasilitas hotel bagi DPR Isoman. Ngapain teriak di luaran tapi di internal ada masalah tapi tidak bisa mencegah," kata Ray menyayangkan peran Puan.

Selain itu diamnya Puan juga dilakukan saat beberapa masalah di internal DPR soal usulan RS khusus bagi anggota DPR dan juga plat nomor mobil khusus bagi angggota DPR.

"Padahal beberapa fraksi sudah tidak setuju, peristiwa sebelumnya (plat nomor khusus DPR) juga tidak berbuat apa-apa," terang Ray.

Aktivis jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakara ini mengatakan, jika Puan benar-benar ingin menjadi sosok negarawan harusnya dia berani tegas mengkritik pemerintah yang lambat melakukan vaksinasi.

Kata Ray, dalam situasi pandemi virus corona baru (Covid-19), masalah yang paling urgen dilakukan adalah vaksinasi.

"Saya tidak sepakat kalau pandangan Puan dinilai kritis. Sekarang tidak ngomong vaksinasi yang lambat, padahal problem mendasar sekarang lambatnya vaksinasi, belum tembus satu juta per hari. Harusnya garang berani kritik pemerintah. Itu saya kira kritis," kata Ray.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya