Berita

Anggota DPD RI Fahira Idris/Net

Politik

Fahira Idris: Indonesia Butuh Kebijakan Khusus Buat Anak Yang Kehilangan Orangtua Akibat Covid-19

SELASA, 27 JULI 2021 | 08:17 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Panjangnya masa penanggulangan pandemi sangat berpengaruh terhadap sisi psikologis dan tumbuh kembang anak. Sebab, mereka yang biasanya leluasa bermain di luar dan berinteraksi dengan teman-temannya kini harus dibatasi.

Atas alasan itu, anggota DPD RI Fahira Idris menilai anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan selama pandemi Covid-19 melanda.

Fahira mengurai bahwa proses belajar mengajar dan interaksi anak di sekolah baik dengan guru dan teman-temannya serta berbagai kegiatan (ekstrakurikuler) yang semuanya sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter harus terhenti.

“Tidak hanya itu, selain termasuk kelompok yang berisiko terjangkit, anak-anak juga rentan kehilangan anggota keluarganya terutama ayah dan ibu akibat Covid-19 selama pandemi ini,” ujarnya kepada redaksi, Selasa (27/7).

Dengan kata lain, senator asal Jakarta ingin mengatakan bahwa semakin panjang durasi atau waktu penanggulangan pandemi Covid-19 di suatu negara, maka semakin berat dan kompleks dampak yang harus dihadapi.

Tidak hanya persoalan ekonomi, kehidupan sosial dan pendidikan, tetapi juga akan merambat ke persoalan-persoalan lain salah satunya adalah anak-anak semakin berada dalam posisi rentan, terutama jika harus kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.

Fahira lantas menukil studi terbaru dari jurnal The Lancet. Di mana diperkirakan 1,5 juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua, kakek-nenek, atau kerabat lain yang mengasuh mereka karena meninggal akibat akibat Covid-19.

Data serupa juga dirilis oleh penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), setidaknya ada lebih dari satu juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua karena Covid-19.

Rinciannya ada total 1,5 juta anak telah kehilangan salah satu orang tua sehingga terpaksa harus dirawat oleh kakek-nenek atau kerabat lain yang bertanggung jawab.

Sebagai solusi, Fahira menginginkan agar Indonesia membuat kebijakan yang menaruh perhatian khusus untuk anak yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19.

“Saya memahami saat ini banyak persoalan pandemi yang sedang fokus diselesaikan oleh pemerintah. Namun, soal kebijakan dan perhatian khusus buat anak yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19 juga menjadi persoalan penting yang perlu segera diformulasikan,” tegasnya.

Adapun langkah pertama bisa dimulai dari pendataan jumlah anak-anak di Indonesia yang harus kehilangan orang tuanya (baik ibu, ayah, maupun keduanya). Dari data ini berbagai kebijakan dan perhatian khusus bisa dirumuskan.

Diingatkan kembali bahwa anak-anak yang harus kehilangan orang tua, berisiko mengalami berbagai efek baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mulai dari risiko terhadap keberlanjutan pendidikan, suasana hati dan psikologis (kesehatan mental), gangguan tumbuh kembang, kesehatan fisik dan kesejahteraan mereka secara umum.

“Begitu besarnya dampak dari pandemi ini bahkan bisa menggoyahkan ketahanan sebuah keluarga di mana anak-anak menjadi paling rentan terdampak. Negara mesti hadir agar anak-anak ini tetap bisa menatap masa depan dan meraih walau harus menjalani hidup tanpa salah satu atau kedua orang tuanya,” pungkas Senator Jakarta ini.

Pernyataan ini sendiri disampaikan usai seorang bocah SD berusia 10 tahun di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat harus melakukan isolasi mandiri seorang diri di rumahnya karena sang ibu dan sang ayah meninggal dunia usai terpapar Covid-19.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Naik 23,1 Persen, Realisasi Belanja Pemerintah Capai Rp427,6 T pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:56

Ketua DPRD DKI Komplain Anggaran Kelurahan 5 Persen Kegedean

Jumat, 26 April 2024 | 15:54

Samsung Luncurkan Pengisi Daya Port Ganda 50W, Dibanderol Rp1,2 Jutaan

Jumat, 26 April 2024 | 15:29

World Water Forum ke-10, Momentum bagi Indonesia Perbaiki Insfastruktur Air

Jumat, 26 April 2024 | 15:26

Legislator Senayan Pasang Badan untuk Pelanggan Korban Telkom

Jumat, 26 April 2024 | 15:25

TPDI: Aset Korupsi Jangan Jadi Bancakan

Jumat, 26 April 2024 | 15:18

APBN RI Surplus Rp8,1 Triliun pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:14

Pesan Mahfud MD ke Prabowo: Benahi Hukum

Jumat, 26 April 2024 | 15:07

Laku Keras, Mobil Xiaomi SU7 Amankan 75.723 Pesanan

Jumat, 26 April 2024 | 15:05

Penuhi Kebutuhan Darah, Ratusan Polwan Ikut Jadi Pendonor

Jumat, 26 April 2024 | 15:01

Selengkapnya