Berita

Anak-anak di Afghanistan/Net

Dunia

Jika Serangan Taliban Tak Dibendung, PBB Perkirakan Kematian Warga Sipil Afghanistan Capai Rekor

SELASA, 27 JULI 2021 | 07:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Memburuknya situasi di Afghanistan membuat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) khawatir. PBB bahkan memperingatkan akan adanya lonjakan kematian warga sipil jika serangan Taliban di Afghanistan tidak dihentikan.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) pada Senin (26/7) mengeluarkan laporan untuk mendokumentasikan korban sipil di negara tersebut selama paruh pertama 2021.

Selama enam bulan pertama tahun ini, sudah ada 1.659 warga sipil tewas dan 3.254 lainnya terluka. Angka itu meningkat 47 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan korban sipil sangat tajam pada Mei dan Juni, atau ketika serangan Taliban semakin intens, dengan 783 warga sipil tewas dan 1.609 terluka.

Hampir setengah dari semua korban sipil merupakan perempuan dan anak-anak.

Diperkirakan angka akan terus meningkat, dan mencatat kematian tertinggi pada tahun ini.

"Jumlah warga sipil Afghanistan yang belum pernah terjadi sebelumnya akan meninggal dan catat pada tahun ini jika peningkatan kekerasan tidak dibendung," ujar kepala UNAMA Deborah Lyons, seperti dimuat AFP.  

Menurut UNAMA, 64 persen korban sipil disebabkan oleh kelompok anti-pemerintah, termasuk 40 persen oleh Taliban dan hampir 9 persen oleh ISIS.

Pasukan Afghanistan dan pro-pemerintah juga ikut bertanggung jawab atas seperempat dari total kematian warga sipil.

"Saya memohon kepada para pemimpin Taliban dan Afghanistan untuk memperhatikan lintasan konflik yang suram dan mengerikan dan dampaknya yang menghancurkan terhadap warga sipil," tambah Lyons.

Kekerasan di Afghanistan telah meningkat sejak awal Mei, ketika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mulai menarik pasukan dari negara tersebut.

Serangan Taliban yang semakin agresif juga membuat setengah dari total distrik di Taliban keluar dari kendali pemerintah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya