Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf/Net

Politik

PPKM Darurat Tidak Efektif, Harusnya Lockdown Total, Bukan Malah Dilonggarkan

SABTU, 24 JULI 2021 | 08:59 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat belum terbukti efektif mengendalikan penularan Covid-19, dan memberikan pelayanan yang optimal di rumah sakit.

"Kok ini malah mau dilonggarkan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf menanggapi rencana pelonggaran PPKM pada 26 Juli, Sabtu (24/6).

Rencana pemerintah melakukan pelonggaran, misalnya di pasar tradisional, dinilai sulit dilakukan pengawasan.

"Pelonggaran-pelonggaran tertentu seperti di pasar tradisional, dibuat ada perbedaan jam operasi antara pedagang kebutuhan sehari-hari dengan pedagang lain, juga warung makan di tempat terbuka boleh makan di tempat asal tidak lebih 30 menit, menurut saya akan sangat sulit pengawasannya. Apakah pemda mampu mendeteksi siapa yang duduk makan sudah lebih 30 menit?" ujar Gde Siriana.

Menurutnya, jumlah kasus yang sempat menurun tidak tepat dijadikan indikator untuk lakukan pelonggaran. Jelas dia, turunnya kasus karena jumlah pemeriksaan spesimen yang turun.

"Secara nasional juga jumlah testing masih di bawah ketentuan WHO. Bahkan di luar DKI Jakarta jumlah testing sangat rendah. Ini tentunya berhubungan dengan kasus meningkat terus di 5 propinsi di pulau Jawa selain DKI," terang Gde Siriana.

Indikator lainnya yang perlu perhatian adalah jumlah kematian yang terus meningkat meski kasus yang dilaporkan turun. Secara nasional, tingkat kematian ini masih jauh di atas ketentuan WHO sebagai tanda penularan sudah dapat dianggap terkendali.

"Ini berhubungan dengan kasus aktif, semakin bertambah maka beban Rumah sakit makin berat, dan yang isoman juga tidak termonitor," kata Gde Siriana.

Adapun ekonomi masyarakat benar harus begerak lagi, tapi apakah ini sudah waktunya. Menurut hemat Gde Siriana, perlu mendengarkan pandangan ahli kesehatan atau epidemiolog dengan pelonggaran ini apakah beresiko menambah kasus atau tidak.

"Misalnya, menurut ahli, berkumpulnya orang makan meski 30 menit, apakah akan mudah tertular karena org makan tidak mungkin pakai masker," imbuhnya.

Gde Siriana menegaskan, PPKM Darurat dipilih karena selama ini masyarakat rendah dalam mematuhi prokes. Tapi dengan adanya rencana pelonggaran, ini menunjukkan spertinya pemerintah sudah percaya dengan masyarakat akan mentaati prokes.

"Saya khawatir pelonggaran-pelonggaran yang belum waktunya akan dipahami berbeda di bawah, dan kesulitan dalam pengawasannya. PPKM Level 4 pun sudah kehilangan "aroma darurat"-nya," kata Gde Siriana.

Jadi bagaimana solusi terbaik, Gde Siriana kembali mengusulkan harus dilakukan lockdown total, karena PPKM Darurat terbukti tidak efektif.

"Tidak bisa tidak, pemerintah harus cari solusi untuk cukupi anggaran yang dibutuhkan masyarakat untuk hidup sehari-hari, insentif nakes dan fasilitas RS. Jangan lagi berpikir mau kasih setengah-setengah karena takut rugi. Sekarag harus berpikir bagaimana mencegah kerugian yang lebih besar lagi," tutup dia.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

UPDATE

Respons Dedi Mulyadi soal Penggeledahan di Rumah Ridwan Kamil

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:30

Bakamla Gagalkan Penyelundupan 60 Ribu Ekor Baby Lobster Senilai Rp1 Miliar

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:12

Lonjakan Arus Mudik Diperkirakan Terjadi pada 28 Maret 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:50

Trump Akan Kembali Batasi Warga dari Negara Muslim Masuk AS

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:30

Jojo dan Putri KW Melaju ke 16 Besar All England 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:10

NTP Menurun, Komisi IV DPR Minta Kementan Perhatikan Kesejahteraan Petani

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:53

Stabilkan Harga Bapok, Operasi Pasar Diminta Digelar Lebih Masif

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:35

Undang Menko Airlangga, DPP Bapera Bakal Santuni 20 Ribu Anak Yatim di Jakarta

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:17

Elemen Masyarakat Sumsel Apresiasi Kejari Muba Tahan Pengusaha Haji Halim Ali

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:59

Legislator PDIP Soroti Kasus Proyek Digitalisasi Pertamina-Telkom

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:34

Selengkapnya