Berita

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi, Iwan Sumule/Net

Politik

ProDEM: Jika Ingin Rakyat Selamat, Tolong Presiden Jalankan 5 Hal Ini

JUMAT, 23 JULI 2021 | 07:51 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Langkah tegas dan terukur dari pemimpin negara diperlukan agar Indonesia bisa keluar dari jerat pandemi yang menyebabkan krisis kembar, kesehatan dan ekonomi.

Sejumlah solusi untuk menangani pandemi turut disampaikan Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi, Iwan Sumule, yang selama ini lantang mengkritik penanganan Covid-19 yang olehnya dinilai salah arah dan tak terukur.

“Jika ingin rakyat selamat dan tak lagi membahayakan keselamatan publik, lakukan 5 hal ini,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Jumat (23/7).

Langkah pertama adalah melakukan lockdown selama 2 bulan. Rakyat semua diminta untuk berada di rumah tanpa terkecuali.

Di satu sisi, pemerintah juga harus menjalankan langkah kedua, yaitu menunaikan UU 6/2018 tentang Kekarantinaan Wilayah. Artinya, semua warga Indonesia yang diminta berada di rumah mendapat bantuan kebutuhan pokok sehari-hari.

“Pembagian bantuan tidak hanya diberikan pada yang membutuhkan, tapi semua rakyat. Karena semua orang diminta untuk di rumah membatasi aktivitas,” tegasnya.

Langkah ketiga, pemerintah tetap melakukan testing, tracing, dan treatment (3T) ditambah dengan percepatan vaksinasi. Dengan begitu, semua yang terpapar virus bisa dipetakan dan mendapat perawatan dengan baik.

Sedangkan percepatan vaksinasi penting untuk menciptakan herd immunity atau kekebalan komunal.

Langkah keempat adalah menutup semua proyek infrastruktur atau strategis nasional. Alokasi dana untuk pembangunan ibukota baru, pembangunan jalan tol, dan infrastruktur lainnya bisa dialihkan atau difokuskan untuk upaya penanganan corona.

“Terakhir, tutup semua bandara dan pelabuhan, kecuali pengiriman bansos. Ini untuk hindari varian baru yang lebih ganas masuk,” tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya