Berita

Perdana Menteri India Narendra Modi/Net

Dunia

Pakai Alat Mata-mata Israel, Narendra Modi Retas Ponsel Milik Oposisi

SELASA, 20 JULI 2021 | 11:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi disebut telah menggunakan alat mata-mata Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group Ltd, untuk meretas saingan politiknya.

Kongres Nasional India menduga, Modi telah meretas ponsel milik pemimpin oposisi Rahul Ghandi dan Ketua Komisi Pemilihan India Ashok Lavasi menjelang pemilu 2019.

Dugaan tersebut mengikuti investigasi media yang menyebutkan India berada dalam daftar negara yang menggunakan spyware Pegasus, yang memungkinkan mereka meretas ponsel hingga memantau pesan teks.

"Apakah memata-matai pasukan keamanan India, peradilan, menteri kabinet, pemimpin oposisi termasuk Rahul Gandhi, jurnalis dan kegiatan lainnya melalui spyware entitas asing bukan pengkhianatan dan pembongkaran keamanan nasional yang tidak dapat dimaafkan?" ujar jurubicara kongres, Randeep Surjewala, seperti dikutip Bloomberg.

Surjewala kemudian mempertanyakan apakah Modi atau Menteri Dalam Negeri Amit Shah telah mengontrak NSO dan berapa banyak uang yang telah dihabiskan untuk spyware tersebut. Kongres juga menyerukan agar Shah dicopot dari jabatannya, dan mendorong penyelidikan atas tuduhan tersebut.

Sementara itu, pemerintahan Modi menegaskan tidak ada bukti sedikit pun bahwa pihaknya telah menggunakan Pegasus.

"Jika lebih dari 45 negara menggunakan Pegasus, mengapa hanya India yang menjadi sasaran?" ujar jurubicara pemerintah, Ravi Shankar Prasad.

Menteri Teknologi yang baru diangkat Ashwini Vaishnaw, yang teleponnya termasuk dalam daftar yang diretas dalam laporan Washington Post, juga membantah upaya pengawasan apa pun oleh pemerintah.

“Mari kita lihat protokol yang ditetapkan India dalam hal pengawasan. Bentuk pengawasan ilegal apa pun tidak mungkin dilakukan dengan checks and balances dalam UU dan institusi kami yang kuat. Di India ada prosedur mapan yang melaluinya penyadapan yang sah atas komunikasi elektronik dilakukan untuk tujuan keamanan nasional," jelasnya.

Sebelum pemilu 2019, pemerintahan Modi membantah tuduhan yang dimuat di outlet berita lokal bahwa mereka telah membeli spyware Pegasus yang kemudian diduga digunakan untuk meretas lebih dari 1.400 telepon, termasuk beberapa pengacara, jurnalis, dan aktivis India.

Pada saat itu, Facebook, induk dari WhatsApp, memberi tahu pengguna bahwa malware telah dikirim ke perangkat mereka. Facebook kemudian menggugat NSO, menuduh perusahaan meretas ke ponsel pengguna.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya