Berita

Aksi protes menolak pemberlakuan paspor vaksin Covid-19 di Paris, Prancis/Net

Dunia

Tolak Wajib Vaksin Covid-19, 114 Ribu Warga Prancis Protes Tuntut Kebebasan

MINGGU, 18 JULI 2021 | 07:41 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rencana Presiden Emmanuel Macron untuk memberlakukan sertifikat vaksin Covid-19 telah memantik kemarahan warga Prancis. Lebih dari seratus ribu orang melakukan aksi protes menolak rencana tersebut.

Kementerian Dalam Negeri menyebut terdapat 137 aksi protes di seluruh negeri untuk menolak rencana tersebut pada Sabtu (17/7).  Protes melibatkan hampir 114 ribu orang, sebanyak 18 ribu di antaranya berada di Paris.

Pekan ini, Macron telah mengumumkan beberapa langkah besar untuk memerangi lonjakan kasus Covid-19, termasuk mewajibkan petugas kesehatan untuk vaksinasi dan memberlakukan paspor bebas Covid-19.

Paspor tersebut berisi orang yang telah divaksin atau hasil tes negatif Covid-19 yang berlaku selama 48 jam. Paspor vaksin Covid-19 akan digunakan ketika warga memasuki tempat-tempat umum, termasuk restoran dan bioskop.

Namun langkah itu dianggap telah melanggar kebebasan memilih bagi mereka yang tidak ingin divaksinasi. Akibatnya, sejumlah aksi protes kecil bermunculan dan memicu gerakan yang lebih besar.

"Setiap orang berdaulat di tubuhnya sendiri. Presiden Republik tidak memiliki hak untuk memutuskan kesehatan pribadi saya," kata seorang pengunjuk rasa di Paris, Chrystelle, seperti dikutip Reuters.

Di antara pengunjuk rasa tampak kelompok "rompi kuning" yang berusaha menghidupkan kembali gerakan anti-pemerintah.

Terlepas dari aksi protes, jajak pendapat Ipsos-Sopra Steria yang dirilis pada Jumat (16/7) menunjukkan lebih dari 60 persen orang Prancis sepakat dengan wajib vaksin bagi petugas kesehatan, serta sertifikasi vaksin di beberapa tempat umum.

Upaya pemerintah yang lebih keras itu muncul karena penyebaran varian baru virus corona yang lebih menular.

"Varian Delta ada di sini, kita tidak boleh menyembunyikan kebenaran. Ini lebih menular daripada yang sebelumnya. Kita harus beradaptasi dan menghadapinya," ujar Perdana Menteri Prancis Jean Castex.

Ia kemudian mengatakan, vaksinasi menjadi jalan efektif untuk mencegah penularan lebih lanjut.

"Saya mendengar keengganan yang muncul, tetapi saya pikir kita harus meyakinkan semua warga negara kita unutk divaksinasi. Itu adalah cara terbaik untuk mengatasi krisis kesehatan ini," tambahnya.

Hingga 17 Juli, sebanyak 55,5 persen populasi Prancis telah divaksin dengan dosis pertama, sedangkan 44,8 persen sudah divaksinasi penuh.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya