Berita

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy/Net

Politik

Indonesia Dianggap Dalam Kondisi Darurat Militer, Ali Rifan: Jangan Tambah Kepanikan Masyarakat

MINGGU, 18 JULI 2021 | 00:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, yang menyebut Indonesia dalam kondisi Darurat Militer hanya akan menambah kecemasan masyarakat.

Pemerintah seharusnya bisa memberikan kabar yang membuat hati masyarakat senang. Sehingga imunitas masyaraka bisa meningkat untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 1 tahun ini.

"Iya, seperti dikatakan Presiden Jokowi, para menteri harus punya sense of crisiskepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (17/7).


Karena, lanjut Ali Rifan, saat masyarakat sudah cukup tertekan dengan berita-berita yang muncul belakangan ini. Yaitu hampir di semua laman berita, medsos, dan grup-rtup WA isinya soal covid dan kabar duka.

"Inilah yang menurut Ali RIfa sedikit banyak telah mempengaruhi psikologi masyarakat," terangnya.

Ditegaskan Ali Rifan, tidak sehat bagi masyarakat kalau terus dicekoki berita-berita yang isinya ketakutan. Sebab, kondisi ini bukan menamhan imunitas, tapi malah drop.

"Karema itu, dalam hal ini, yang dibutuhkan masyakat adalah kehadiran pemerintah soal pemenuhan hajat hidup, akibat terdampak dari kebijakan PPKM darurat," katanya.

"Pemerintah sebaiknya banyak memberikan kabar gembira ke masyarakat, misalnya dengan program-program bantuan sosial. Bukan malah menebar kepanikan," tandas Ali Rifan.

Menteri Koordinator PMK, Muhadjir Effendy, sebelumnya menyampaikan bahwa sebetulnya kondisi pandemi Covid-19 telah membuat Indonesia bertatus darurat militer.

"Sebenarnya pemerintah sekarang ini walaupun tidak di-declare (dinyatakan) kita ini kan dalam keadaan darurat militer. Jadi kalau darurat itu ukurannya tertib sipil, darurat sipil, darurat militer, darurat perang. Nah, kalau sekarang ini sudah darurat militer," kata Muhadjir saat kunjungan kerja di Sleman, Yogyakarta, Jumat (16/7).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya