Berita

Gedung Reuters/Net

Dunia

Jurnalis Reuters Tewas Saat Meliput Bentrokan Afghanistan - Taliban, Presiden Ashraf Ghani Ikut Berduka

SABTU, 17 JULI 2021 | 11:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Wartawan Reuters Danish Siddiqui dilaporkan tewas saat meliput bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan pejuang Taliban di dekat perbatasan dengan Pakistan pada Jumat (16/7) waktu setempat.

Kabar meninggalnya jurnalis tersebut dikonfirmasi seorang komandan Afghanistan yang tak disebutkan namanya.

“Pasukan khusus Afghanistan telah berjuang untuk merebut kembali area pasar utama Spin Boldak ketika Siddiqui dan seorang perwira senior Afghanistan tewas dalam apa yang mereka sebut sebagai baku tembak Taliban,” kata pejabat itu kepada Reuters.

Siddiqui ditempatkan sebagai jurnalis sejak awal pekan ini bersama khusus Afghanistan yang berbasis di provinsi selatan Kandahar dan telah melaporkan pertempuran antara pasukan komando Afghanistan melawan pejuang Taliban.

“Kami segera mencari lebih banyak informasi, bekerja sama dengan pihak berwenang di kawasan itu,” kata Presiden Reuters Michael Friedenberg dan Pemimpin Redaksi Alessandra Galloni dalam sebuah pernyataan.

“Danish adalah jurnalis yang luar biasa, suami dan ayah yang setia, dan kolega yang sangat dicintai. Pikiran kami bersama keluarganya pada saat yang mengerikan ini,” kata keduanya.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa dia merasa sangat sedih dengan laporan mengejutkan tentang kematian Siddiqui, seraya menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.

“Saya sangat sedih dengan laporan mengejutkan bahwa jurnalis Foto Reuters Danish Siddiqui terbunuh saat meliput kekejaman Taliban di Kandahar. Sementara saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Tuan Sediqqui dan juga kepada keluarga media kami,”cuitnya.

Sebelum meninggal, Siddiqui sempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia lengannya terluka  oleh pecahan peluru sebelumnya pada hari Jumat saat melaporkan bentrokan tersebut. Dia kemudian dirawat dan pejuang Taliban kemudian mundur dari pertempuran di Spin Boldak.

“Siddiqui telah berbicara dengan penjaga toko ketika Taliban menyerang lagi,” kata komandan Afghanistan.

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen rincian pertempuran baru yang dijelaskan oleh pejabat militer Afghanistan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya sebelum Kementerian Pertahanan Afghanistan membuat pernyataan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa kelompoknya tidak mengetahui adanya wartawan yang melaporkan dari lokasi yang dia gambarkan sebagai ‘pertempuran sengit’ dan tidak jelas bagaimana Siddiqui terbunuh.

Siddiqui adalah bagian dari tim fotografi Reuters yang pernah memenangkan Penghargaan Pulitzer 2018 untuk Fotografi Fitur saat mendokumentasikan krisis pengungsi Rohingya, sebuah seri yang digambarkan oleh komite juri sebagai "foto-foto mengejutkan yang memaparkan dunia pada kekerasan yang dihadapi pengungsi Rohingya saat melarikan diri dari Myanmar".

Bertugas sebagai seorang fotografer Reuters sejak 2010, pekerjaan Siddiqui mencakup perang di Afghanistan dan Irak, krisis pengungsi Rohingya, protes Hong Kong dan gempa Nepal. Dalam beberapa bulan terakhir, foto-fotonya yang membakar menangkap pandemi virus corona di India telah diterbitkan di seluruh dunia.

Pejuang Taliban telah merebut daerah perbatasan pada Rabu, penyeberangan terbesar kedua di perbatasan dengan Pakistan dan salah satu tujuan terpenting yang telah mereka capai selama kemajuan pesat di seluruh negeri ketika pasukan AS menarik diri setelah 20 tahun konflik.

Tiga puluh tiga jurnalis tewas di Afghanistan antara 2018 dan 2021, kata PBB dalam sebuah laporan tahun ini.

Sepuluh wartawan tewas pada 30 April 2018, termasuk sembilan wartawan dan fotografer yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di Kabul, dan seorang wartawan yang bekerja untuk layanan bahasa Afghanistan BBC yang ditembak di kota timur Khost.

Hari itu adalah yang paling mematikan bagi media negara itu sejak Taliban digulingkan dalam kampanye yang dipimpin AS pada 2001.

Pada 19 November 2001, wartawan Reuters Harry Burton dari Australia dan Azizullah Haidari kelahiran Afghanistan juga dibunuh oleh orang-orang bersenjata yang menghentikan konvoi mereka di jalan menuju Kabul dari perbatasan Pakistan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya