Berita

Masjid tetap penuh saat sholat Jumat meski ada aturan pembatasan Covid-19/Net

Nusantara

Media Asing Soroti Masjid-masjid Di Jakarta Yang Tetap Penuh Di Tengah Aturan Pembatasan Covid-19

SABTU, 17 JULI 2021 | 07:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Angka kasus Covid-19 di Indonesia masih mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir, menjadi sorotan dunia mengenai bagaimana pemerintah menangani pandemi ini dan bagaimana masyarakat meresponnya.

Di saat protokol kesehatan mendesak semua orang untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak, di Indonesia justru terlihat masih banyak kerumunan terjadi dengan tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Media asing AFP menyoroti bagaimana masjid-masjid di seluruh Indonesia tetap terlihat penuh oleh para jamaah walaupun telah ada peringatan tentang kerumunan dan pertemuan massal.

"Masjid-masjid padat di seluruh Indonesia yang dilanda virus pada hari Jumat meskipun ada peringatan tentang pertemuan massal, ketika jumlah kematian harian di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia itu melonjak ke rekor tertinggi," tulis AFP pada Jumat (16/7).

Dengan kasus harian yang terus meroket, Indonesia telah melampaui India  sebagai pusat virus corona di Asia.

Data dari Worldometers menunjukkan rata-rata penambahan kasus harian di Indonesia mencapai lebih dari 50.000 dan lebih dari 1.000 orang yang meninggal karena Covid-19.

Pemerintah dan Dewan Masjid Indonesia telah meminta jutaan umat untuk berdoa di rumah untuk menghindari penyebaran virus lebih luas lagi. Namun, panggilan adzan lebih kuat untuk menggerakkan hati umat Islam untuk tetap melaksanakan shalat Jumat di masjid yang tetap dibuka.

AFP mewawancarai salah seorang warga yang terlihat tetap melaksanakan sholat di masjid di tengah pandemi.

Rofid Hilmi, warga Jakarta yang berusia 25 tahun telah kehilangan seorang bibinya akibat Covid-19, tetapi itu tidak menjadikannya 'takut' untuk tetap beribadah di masjid.

"Saya sebenarnya khawatir tapi saya serahkan kepada Tuhan untuk melindungi saya. Semoga semuanya baik-baik saja," kata Hilmi yang menggunakan masker. Dia sendiri baru saja sembuh dari Covid-19. Hilmi mengatakan ia tidak ingin melewatkan ibadahnya hanya karena virus.

Menurut pengamatan AFP, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia mulai terlihat saat bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Jutaan orang melakukan 'pulang kampung' dan bepergian.

Dalam beberapa hari ke depan, jutaan umat Islam di Indonesia juga akan merayakan Hari raya Qurban atau Idul Adha dan kekhawatiran akan lonjakan virus membuat pemerintah kembali memperketat protokol kesehatan.

Namun, alih-alih berjalan dengan baik, kerumuman tetap terjadi dan rumah ibadah tetap dibuka. Beberapa anak yang ikut sholat terlihat melepaskan maskernya.

Bagi Yusuf Bachtiar, seorang warga Bekasi, ancaman virus ada di mana-mana.

“Kalau soal shalat, kita masing-masing punya keyakinan masing-masing,” ujarnya. Mengatakan bahwa tertulat virus corona bukan hanya terjadi saat kerumunan di masjid saja, tetapi bisa di mana pun.

Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) mengubah aturan tempat ibadah semua agama, yang semula ditutup selama masa PPKM Darurat Jawa Bali berlangsung, menjadi hanya meniadakan kegiatan keagamaan.

Dalam aturan itu disebutkan bahwa tempat ibadah baik Masjid, Mushola, Gereja, Pura, Vihara, dan Klenteng serta tempat ibadah lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah tidak mengadakan kegiatan peribadatan atau keagamaan berjamaah selama masa penerapan PPKM Darurat.

Peraturan itu dengan cepat direspon oleh masyarakat sebagai 'terbuka' untuk ibadah, padahal sebenarnya disarankan agar masyarakat tidak menghadiri shalat berjamaah di masjid karena varian Delta yang sangat menular menyebar ke seluruh wilayah.

Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia, Imam Addaruquthni, mengatakan, masjid memang tetap dibuka walau pemerintah telah menyarankan agar umat beribadah di rumah masing-masing.

“Jadi ini mungkin dipahami oleh banyak orang bahwa karena tidak ditutup, masjid dibuka untuk sholat jamaah,” katanya.

Kerumunan pada hari Jumat di masjid kemungkinan besar disebabkan oleh campuran perasaan yang kuat tentang iman dan pesan pemerintah yang membingungkan, serta ada seruan dari beberapa pemimpin agama untuk tetap melaksanakan sholat berjamaah, tulis AFP.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya