Berita

Vaksin Sinofax/Net

Dunia

Dekan Dari 10 Sekolah Kedokteran Thailand Dukung Keputusan Pemerintah Mencampur Vaksin Sinovac Dan AstraZeneca

JUMAT, 16 JULI 2021 | 15:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keputusan Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand yang mencampur vaksin Sinovac dan AstraZeneca untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta, kembali mendapat dukungan.

Dukungan kali ini datang dekan sepuluh sekolah kedokteran di negara tersebut.

Pemerintah Thailand minggu ini mengubah kebijakan vaksinasi untuk mengizinkan ‘vaksinasi silang’ atau campuran suntikan Sinovac dan AstraZeneca.


Perubahan itu diumumkan setelah Komite Penyakit Menular Nasional berkumpul untuk membahas langkah-langkah tentang cara menangani galur Delta, yang pertama kali terdeteksi di India dan dengan cepat menjadi galur dominan di Thailand. Di bawah rencana vaksinasi baru, suntikan AstraZeneca akan diberikan tiga sampai empat minggu setelah injeksi Sinovac pertama.

Dalam sambutannya, para dekan yang juga penasihat di Center for Covid-19 Situation Administration, mengatakan keputusan itu perlu dukungan dari semua pemangku kepentingan.

Mengutip penelitian tentang vaksinasi silang di Thailand kepada orang yang telah menerima dosis campuran, mereka mengatakan suntikan campuran akan memberikan kekebalan yang lebih besar terhadap varian Delta, dan melindungi pekerja medis garis depan.

“Keputusan untuk menggabungkan vaksin akan melindungi petugas kesehatan garis depan yang menyaring, mendiagnosis, dan merawat pasien Covid-19 yang terinfeksi strain Delta,” kata mereka, seperti dikutip dari Bangkok Post, Jumat (16/7).

 â€œKekebalan terhadap varian Delta di semua penerima dosis campuran juga ditemukan tinggi dan dapat diasumsikan kemanjuran vaksin gabungan terhadap varian tersebut mencapai 80 persen,” katanya.

Satu studi dilakukan oleh fakultas kedokteran Universitas Chulalongkorn dan yang lainnya oleh Departemen Ilmu Kedokteran dan Badan Pengembangan Sains dan Teknologi Nasional.

“Keputusan untuk mencampur vaksin tidak bisa menunggu bukti bahwa dua dosis vaksin Sinovac tidak efektif. Sementara bukti kemanjuran suntikan gabungan belum ditetapkan secara pasti, kami mendukung temuan tentang tingkat kekebalan di antara penerima dan efek samping serius yang jarang terjadi,” kata mereka.

“Kami telah memutuskan untuk mendukung keputusan itu,” tegasnya.

Sementara itu, Rumah Sakit Maharat Nakhon Ratchasima di distrik Muang provinsi itu mengatakan di halaman Facebook-nya pada hari Kamis bahwa mereka akan berhenti menginokulasi orang terhadap Covid-19 di department store CentralPlaza Nakhon Ratchasima mulai hari ini.

Pengumuman itu disambut dengan badai protes setelah ribuan orang sebelumnya mendaftar untuk disuntik di sana karena kasus baru Covid-19 setiap hari terus meningkat.

Di Facebook, Dr Jade Boonyawongwirote, asisten direktur rumah sakit, menyalahkan penghentian itu pada kebingungan atas kebijakan pemerintah tentang pencampuran vaksin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya