Berita

Presiden China Xi Jinping/Net

Dunia

Kredit Macet Karena Pandemi, Proyek Ambisius BRI Milik China Terancam Gagal

JUMAT, 16 JULI 2021 | 10:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pandemi Covid-19 memberikan pukulan besar bagi China. Tampaknya ambisi besar Xi Jinping dengan proyek triliunan dolar Belt and Road Initiatives (BRI) terancam gagal.

Ekonomi dunia yang babak belur karena pandemi membuat negara-negara mengesampingkan proyek-proyek BRI yang dibangun dengan pinjaman dari China.

Bukan hanya menunda proyek, banyak negara meminta kelonggaran pinjaman dari China, dengan tidak membayar angsuran selama pandemi berlangsung.

Akibatnya, kredit di bank-bank China macet. Mengutip data pemerintah, laporan dari South China Morning Post menyebut bank-bank China memiliki rekor 466,9 miliar dolar AS untuk Non-Performing Asset (NPA).

Angka tersebut diperkirakan akan meningkat dengan kredit yang macet pada tahun ini.

Selain itu, dampak dari perang dagang AS dan China juga mempengaruhi bank-bank regional, menciptakan keadaan sulit bagi banyak eksportir kecil hingga menengah yang terlibat secara tidak langsung dalam proyek BRI.

"Transaksi keuangan bank-bank China dan perusahaan milik negara tidak jelas, sehingga sangat sulit untuk menilai situasi sebenarnya. Sebagian besar pinjaman BRI dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini dan tidak secara langsung oleh pemerintah," ujar kepala penasihat politik EY India, DK Srivastava.

"NPA untuk sebagian besar dari mereka telah meningkat karena pandemi. Hal ini juga tercermin dalam pola penyaluran kredit," sambungnya, seperti dikutip India Narrative.

Srivastava mengatakan, analis lain menunjukkan bahwa keputusan pinjaman China lebih didorong oleh alasan politik daripada ekonomi.

“Ini adalah salah satu masalah utama bagi China saat ini. Karena banyak negara gagal membayar BRI dan pinjaman lainnya kekhawatiran untuk Beijing berlipat ganda," terangnya.

Sebuah studi oleh CSIS mencatat bahwa pinjaman China telah melanggar beberapa praktik terbaik pinjaman internasional yang melibatkan pengadaan, transparansi, dan penyelesaian sengketa.

Dikatakan juga, sementara kontraktor China mendominasi proyek infrastruktur terkait BRI, pinjaman yang didanai China juga kurang transparan dibandingkan dengan yang berasal dari bank pembangunan multilateral. Akibatnya banyak negara tertinggal dengan utang yang tidak berkelanjutan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya