Berita

Salamuddin Daeng/Net

Publika

Pandemi Dan Debt Collector

RABU, 14 JULI 2021 | 13:46 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

PANDEMI sebetulnya hal biasa bagi dunia, sejarahnya bisa lolos dan bisa diatasi. Karena dunia secara keroyokan membiayai usaha mengatasi pandemi. Lembaga keuangan dunia dan negara-negara kaya urunan uang mengatasi pandemi.

Pandemi itu identik dengan donor. Kalau datang pandemi maka berbondong-bondong lah donor datang membantu negara yang tengah dilanda pandemi. Donor itu berasal dari lembaga multilateral dan dari negara maju atau bilateral.

Namun berbeda dengan sekarang. Saat pandemi tiba bukan donor yang datang mengikutinya. Sebaliknya, yang datang adalah debt collector alias tukang tagih utang. Inilah mengapa pandemi kali ini benar-benar membuat ngilu semua pemerintahan termasuk Indonesia.


Itulah mengapa para ahli ekonomi bingung. Pilih mana, mengatasi pandemi lebih dulu atau mengatasi ekonomi lebih dulu. Keduanya tidak bisa dipilih dan keduanya adalah masalah yang berbeda.

Mengapa berbeda? Karena pandemi ini barang impor dan segala ikutannya adalah impor, bukan produk sendiri.

Di tengah pandemi, negara-negara yang paling sengsara akibat dilanda pandemi seperti Indonesia, India, Brasil, dll, malah berlomba-lomba menaikkan peringkat utang mereka agar tetap bisa mendanai pandemi. Otomatis imbal hasil, bunga harus naik. Akibatnya pandemi makin mencekik keuangan negara-negara sengsara tersebut.

Debt collector tak mengenal kompromi. Kalau tidak bisa bayar utang maka peringkat utangnya makin ditekan. Konsekuensinya negara tak menerima aliran uang untuk membiayai pandemi lebih lanjut.

Jadi ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang dialami negara supersengsara sekarang ini.

Dua tahun ini pemerintah Indonesia memang sedikit diuntungkan, karena walaupun dihajar debt collector namun pemerintah masih bisa memakai dana Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dana Haji, dana Jamsostek, dana Taspen, Dana BPJS, dan dana perbankan dan perusahaan asuransi untuk menolong APBN.

Namun tahun-tahun ke depan seiring dengan eskalasi pandemi yang terus meningkat, obat covid belum diumumkan secara terus terang kepada publik, maka tekanan kepada APBN akan membuat pemerintah sesak napas. Debt collector akan datang dari dalam dan dari luar negeri.

Mereka akan berbaris di halaman depan Istana. Ini akan membuat pemerintahan depresi dan stres. Imun akan turun dan siap-siap dibawa ke ICU.

Oleh karenanya menjadi fokus pemerintah adalah mengerahkan kekuatan penuh untuk mencari obat covid dan mengakhiri pandemi. Para peneliti dan dokter dikerahkan benar-benar untuk menemukan obat, obat, dan obat. Karena vaksin akan terus menyedot uang negara sampai kering kerontang.

Salamuddin Daeng

Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya