Berita

Petani/Net

Publika

Petani Sumbawa Barat Meradang, Ke Mana Dana Covid?

RABU, 14 JULI 2021 | 00:34 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

HARGA gabah di tingkat petani di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) cuma Rp 320 ribu per 100 kg. Biasanya musim panen ini mereka bisa mendapatkan harga gabah Rp 420 ribu-450 ribu per 100 kg. Namun kali ini apes, harga jatuh sangat tajam.

Padahal petani sudah mengorbankan biaya yang besar untuk menjalankan usaha tani mereka. Namun di saat panen, justru diganjar dengan harga gabah yang sangat rendah.

Akibatnya petani mengalami kerugian besar. Nilai penjualan rata-rata petani Sumbawa Barat kali ini berada di bawah ongkos produksi. Keadaan yang sama tampaknya juga dialami petani daerah lainnya.

Dalam ekonomi Covid sekarang ini tampaknya petani diabaikan. Tidak ada yang peduli dengan nasib petani. Padahal dana Covid setiap tahun bisa mencapai Rp 670-700 triliun. Namun belum ada yang mengalir ke petani.

Mestinya dana ini ada yang dialokasikan untuk petani, membantu kegiatan usaha tani, membantu penyediaan pupuk murah, membantu harga beli gabah di tingkat petani yang layak agar bisa memberikan keuntungan bagi petani.

Namun entah untuk apa dana 'kopid' yang besar ini dihambur-hamburkan. Besar harapan dalam musim tanam berikutnya, petani dibantu oleh pemerintah melalui penyediaan pupuk murah, sarana produksi lainnya yang terjangkau, hingga-harga gabah yang layak untuk petani.

Menteri Pertanian jangan berpangku tangan. Tampaknya di era 'kopid' ini Menteri Pertanian diam-diam saja, tidak berbuat apa-apa untuk menolong petani yang juga meradang oleh Covid.

Demikian juga Bulog, harusnya ikut turun tangan melakukan stabilisasi harga agar menguntungkan petani. Jangan cuma beli beras impor.

Penulis adalah Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Tulisan 'Adili Jokowi' Curahan Ekspresi Bukan Vandalisme

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36

Prabowo Harus Mintai Pertanggungjawaban Jokowi terkait IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26

Penerapan Dominus Litis Melemahkan Polri

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03

Rontok di Pengadilan, Kuasa Hukum Hasto Sebut KPK Hanya Daur Ulang Cerita Lama

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40

Senator Daud Yordan Siap Naik Ring Lagi

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17

Penasihat Hukum Sekjen PDIP Bongkar Kesewenang-wenangan Penyidik KPK

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53

Lewat Rumah Aspirasi, Legislator PSI Kota Tangerang Ajak Warga Sampaikan Unek-Unek

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36

Ekonomi Daerah Berpotensi Merosot akibat Sri Mulyani Pangkas Dana TKD

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15

Saat yang Tepat Bagi Prabowo Fokus MBG dan Setop IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42

Selengkapnya