Berita

Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf/Ist

Politik

Polemik Vaksinasi Berbayar, Gde Siriana: Ini Kesehatan Rakyat, Bukan Jalan Tol

SENIN, 12 JULI 2021 | 11:15 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Aroma bisnis untuk meraup untung mulai tercium seiring pemberian wewenang kepada BUMN Kimia Farma untuk melakukan vaksinasi berbayar, yang rencananya dilakukan mulai hari ini, Senin (12/7).

Wajar jika publik curiga ada maksud lain dari vaksinasi berbayar yang dilakukan Kimia Farma. Sebab, sejak awal program ini dilaksanakan pemerintah, Presiden Joko Widodo sudah menegaskan vaksinasi untuk rakyat tidak dipungut bayaran alias gratis.

"Vaksinasi untuk rakyat saat situasi darurat kok seperti bikin proyek infrastruktur. Pakai mekanisme swasta/BUMN untuk bikin vaksinasi berbayar. Ini kesehatan rakyat bung, bukan jalan tol. Perizinan vaksinasi berbayar ini layak disebut Rent-Seeker," kritik Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, Senin (12/7).


Ia pun menegaskan bahwa program vaksinasi gratis ini berlaku untuk semua orang, tanpa terkecuali.

"Tapi jangan terus ngakalin dong, bikin jalur cepat yang namanya vaksinasi gotong royong berbayar. Ini mirip "Vaksin Tol". Lalu alasannya bukan APBN. Mestinya negara tidak lakukan cara licik seperti ini buat kasih orang-orang tertentu berbisnis vaksin," paparnya.

Gde Sirina menilai, menyerahkan vaksinasi kepada pihak swasta/BUMN dengan berbayar adalah kebijakan yang tidak tepat. Sebab, yang terjadi saat ini adalah situasi darurat.

Vaksin berbayar itu, tegas Gde Siriana, artinya ada unsur bisnis. Ini menyalahi prinsip bahwa vaksinasi dapat diakses rakyat secara gratis.

"Bagaimana mau bangun solidaritas nasional jika hanya orang berduit yang lebih cepat divaksin?" tegasnya

Gde Siriana pun mengingatkan, jika tujuan vaksinasi gotong royong untuk percepat herd immunity, seharusnya semua BUMN & Kementrian/Lembaga bantu bikin vaksinasi gratis untuk rakyat. Bukan harus bayar bagi yang mau.

"Jokowi saja minta rakyat bantu negara. Masa negara bisnis vaksinasi? Wah enggak bener nih. Melanggar konstitusi!" pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya