Berita

Komunikolog Politik Tamil Selvan/Net

Politik

Soal Failed Nation Dianggap Cuma Sadiwara Rebut Simpati Publik

SABTU, 10 JULI 2021 | 21:54 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Komunikolog Politik Tamil Selvan melihat, kritik ketua Fraksi Demokrat DPR RI Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas hanya sandiwara guna merebut simpati publik.

Menurut Ketua Umum Forum Politik Indonesia (FPI) yang akrab disapa Kang Tamil ini, Partai Politik sedang berlomba-lomba memainkan sandiwara politik untuk mengapai simpati kelompok masyarakat yang pro dan yang kontra terhadap kebijakan pemerintah.

Padahal kata dia, kebijakan pemerintah terhadap penanganan Covid-19 telah melalui pembahasan di DPR RI, termasuk Demokrat di dalamnya.  


"Kita saat ini disuguhkan adegan lenong para anggota dewan yang berlomba mengkritik pemerintah di media dan medsos, namun dalam rapat pembahasan di DPR semua setuju. Ujung-ujungnya berlindung pada wacana bahwa DPR itu kolektif kolegial. Ini pola main dua kaki, mau ambil hati kelompok yang pro juga kelompok yang kontra, jadi ngak jelas jenis kelaminnya. Janganlah rakyat ditipu-tipu dengan drama beginian," kata Tamil kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (10/7).

Menurut Tamil, tidak elok jika para kader partai politik melemparkan kritik di media sosial, sebab ada wadah resmi bagi partai politik untuk mencecar langsung setiap kebijakan maupun rencana kebijakan pemerintah yaitu melalui kader-kadernya di DPR melalui rapat bersama mitra kementerian di komisi.

"Yah kecuali partai yang tidak masuk parlemen. Tapi kita lihat yang paling kencang ngoceh justru kader partai-partai besar. Padahal ada rapat komisi DPR sebagai tempat mereka mengevaluasi segala rencana dan program pemerintah yang tengah berjalan. Jadi ngak ada alasan teriak-teriak di medsos, selain cuma untuk mengapai opini publik," ungkapnya.

Lebih lanjut Kang Tamil mengatakan bahwa masyarakat sudah mulai cerdas melihat fenomena politik, hal ini dibuktikan dengan komposisi wajah baru di DPR yang mencapai 49 persen atau 286 orang dari total 575 anggota DPR keseluruhan.

"Sudah ngak laku mainan begitu, masyarakat mulai cerdas politik. Buktinya 49 persen wajah baru (di DPR). Justru kalau pola begini diteruskan hanya akan menambah antipati masyarakat terhadap politik," tutupnya.



Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya