Berita

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan/Net

Dunia

Menlu Singapura: Kami Menyadari 5 Poin Konsensus ASEAN Untuk Myanmar Berjalan Lambat Dan Mengecewakan

RABU, 07 JULI 2021 | 11:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

ASEAN menyadari bahwa implementasi lima poin konsensus yang telah dirumuskan untuk menangani krisis di Myanmar tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Untuk itu, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menegaskan, ASEAN akan mempercepat pelaksanaannya.

"Kami menyadari bahwa pelaksanaan lima poin konsensus berjalan lambat dan sedikit mengecewakan," ujar Balakrishnan kepada parlemen yang mempertanyakan isu tersebut pada Selasa (6/7), seperti dikutip Reuters.

Selama KTT ASEAN pada bulan April, para pemimpin telah menyetujui lima poin konsensus yang harus dilakukan untuk menyelesaikan krisis Myanmar.

Dengan tidak adanya kerangka waktu yang disepakati, hingga saat ini lima poin konsensus tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Kami bekerja di dalam ASEAN untuk mempercepat proses ini, dengan maksud untuk meringankan situasi kemanusiaan, menghentikan kekerasan di Myanmar, dan mengembalikannya ke jalur negosiasi langsung oleh semua pemangku kepentingan yang akan mengarah pada keadaan normal, perdamaian, dan stabilitas bagi negara-negara ASEAN untuk jangka panjangnya,” jelas Balakrishnan.

Ia menekankan, komitmen ASEAN untuk memfasilitasi dan mendukung proses penyelesaian krisis di Myanmar tidak akan goyah, walau tidak akan berjalan cepat dan mudah.

Kekacauan terjadi di Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Kudeta memicu aksi protes dan bentrokan hampir setiap hari antara militer dan para pengunjuk rasa.

Sebagai upaya menghentikan kekerasan, Majelis Umum PBB menyerukan embargo senjata ke Myanmar pada bulan lalu.

Indonesia bersama Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Dutabesar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun yang mewakili pemerintah sipil terpilih di negara itu, memberikan suara untuk mendukung resolusi tersebut. Sementara Brunei, Kamboja, Laos, dan Thailand abstain.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya