Berita

Warga Myanmar dalam protes anti-kudeta menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi/Net

Dunia

Pengacara: Aung San Suu Ky Telah Disuntik Vaksin Di Dalam Tahanan

RABU, 07 JULI 2021 | 06:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Vaksinasi Covid-19 di Myanmar telah terhambat oleh kericuhan yang berlangsung di negara itu sejak kudeta menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Ky pada 1 Feruaari lalu. Aung San Suu Kyi sendiri dilaporkan telah menerima dosis lengkap vaksinasi di dalam tahanan militer.

Pengacaranya mengatakan, Aung San Suu Ky bersama staf pribadinya telah menerima vaksin mereka.

"Semua orang di rumah Amay termasuk Amay telah divaksinasi," kata Min Min Soe, sang pengacara, kepada wartawan Selasa (6/7), seperti dilaporkan AFP.  Min Min Soe menggunakan gelar kehormatan untuk Suu Kyi.

Ada sekitar 10 orang yang saat ini tinggal berasa Suu Kyi. Namun, Min Min Soe tidak memberikan rincian tentang kapan Suu Kyi - yang diyakini telah menerima dosis pertama sebelum pemerintahannya digulingkan - telah menerima suntikan, atau vaksin apa yang diberikan kepadanya.

Meski Suu Kyi tidak terlihat sejak ditahan oleh militer pada bulan Februari, Min Min Soe mengatakan kondisi Suu Kyi sejauh ini baik-baik saja. Beberapa kali Suu Kyi terlihat di depan publik saat persidangan di pengadilan khusus di Naypyidaw, satu-satunya hubungannya dengan dunia luar.

Meski berada di bawah tahanan militer berbulan-bulan, Aung San Suu Ky masih memikirkan nasib warganya. Ia juga sangat mengkhawatirkan wabah Covid, berpesan agar masyarakat Myanmar mendapatkan suntikan vaksin.

"Dia meminta orang untuk divaksinasi jika memungkinkan. Dia meminta kami untuk saling menjaga dan mengikuti batasan dan pemberitahuan," kata Min Min Soe.

Kudeta, kampanye pembangkangan sipil, tekah menghambat terlaksananya kampanye vaksinasi ditambah dengan mogoknya ribuan dokter, sukarelawan, dan pegawai negeri, yang berhenti bekerja untuk memprotes militer.

Sejauh ini Myanmar baru menerima 1,5 juta dosis dari India dan 500.000 dari China pada awal tahun.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya