Berita

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel/Net

Dunia

Kuba Tolak Laporan Perdagangan Manusia AS, Diaz-Canel: Amerika Berbohong, Isinya Fitnah!

SENIN, 05 JULI 2021 | 07:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menolak laporan Departemen Luar Negeri AS yang menuduh negaranya tidak cukup mematuhi upaya penghapusan perdagangan manusia.

Dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya pada Minggu (4/7), Diaz-Canel mengatakan bahwa Amerika Serikat telah berbohong, mencemarkan nama baik, dan memfitnah dengan menuduh Havana dalam laporannya yang dirilis pada 1 Juli oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

"Pemerintah AS membenci contoh moral, solidaritas, dan humanis dari brigade medis kerja sama internasionalis kami," cuitnya, seperti dikutip dari Prensa Latina, Minggu (4/7).


Sebuah pernyataan baru-baru ini juga datang dari Kementerian Luar Negeri Kuba, mereka menolak kampanye Washington menentang kerja sama internasional di bidang kesehatan dan meratifikasi kebijakan nol toleransi negara itu terhadap segala bentuk perdagangan manusia.

Menurut teks tersebut, laporan Departemen Luar Negeri AS adalah inisiatif pencemaran nama baik yang dipromosikan oleh sektor-sektor paling reaksioner dan korup di negara itu.

"Kuba memiliki kebijakan nol toleransi terhadap segala bentuk perdagangan manusia, dan kinerja yang sangat baik dalam mencegah dan memeranginya, serta melindungi korban, sebuah rekor, yang didaftarkan oleh PBB dan organisasi internasional lainnya," tulis Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez di Twitter.

"Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan masalah terbesar perdagangan manusia, dengan kebijakan yang ditujukan untuk mencekik ekonomi Kuba dan tidak mematuhi perjanjian migrasi bilateral yang mendukung organisasi yang terkait dengan kejahatan internasional, penyelundupan migran dan perdagangan manusia," demikian Rodriguez.

Laporan terbaru AS menuduh Kuba tidak cukup memenuhi standar minimum untuk penghapusan perdagangan manusia dan tidak melakukan upaya yang signifikan untuk tujuan itu.

"Tuduhan tersebut merupakan bagian dari kampanye untuk mendiskreditkan kerjasama internasional Kuba di bidang kesehatan, di mana negara tersebut telah menerima pengakuan dari lusinan pemerintah dan apresiasi dari penduduk yang diuntungkan," menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Havana.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya