Berita

Indian Air Force Rafale /Net

Dunia

Prancis Selidiki Dugaan Praktik Korupsi Penjualan Jet Tempur Rafale Ke India 2016

SABTU, 03 JULI 2021 | 12:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kantor Kejaksaan Keuangan Nasional (PNF) Prancis mengatakan bahwa pihaknya telah menugaskan seorang hakim untuk menyelidiki penjualan jet tempur Rafale bernilai miliaran dolar ke India pada 2016 atas kecurigaan adanya korupsi.

Kesepakatan pembelian 36 pesawat Rafale senilai 7,8 miliar euro (setara 9,3 miliar dolar AS) antara pemerintah India dan produsen pesawat Prancis Dassault, sebenarnya telah lama terperosok dalam tuduhan korupsi.

PNF awalnya menolak untuk menyelidiki penjualan tersebut, mendorong situs web investigasi Prancis Mediapart untuk menuduhnya dan Badan Antikorupsi Prancis 'mengubur' kecurigaan seputar kesepakatan September 2016.

Pada bulan April, Mediapart mengklaim 'jutaan euro komisi tersembunyi' diberikan kepada perantara yang membantu Dassault menyelesaikan penjualan, yang mungkin diberikan sebagai suap kepada pejabat India.

Dassault mengatakan bahwa tidak ada kesalahan yang ditandai dalam audit grup.

Setelah laporan tersebut, LSM Sherpa Prancis, yang berspesialisasi dalam kejahatan keuangan, mengajukan keluhan resmi untuk 'korupsi' dan 'penyuapan' di antara tuduhan lainnya, mendorong hakim investigasi yang ditunjuk untuk menyelidiki kesepakatan itu.

Sherpa sudah meminta penyelidikan atas kesepakatan itu pada 2018, tetapi PNF tidak mengambil tindakan apa pun.

Dalam pengaduan pertama ini, LSM tersebut mengecam fakta bahwa Dassault memilih Reliance Group sebagai mitra Indianya, sebuah perusahaan besar dan konglomerat yang dipimpin oleh miliarder Anil Ambani, yang dekat dengan Perdana Menteri Narendra Modi .

Dassault awalnya memenangkan kontrak pada 2012 untuk memasok 126 jet ke India dan telah bernegosiasi dengan perusahaan kedirgantaraan India Hindustan Aeronautics Limited (HAL).

Pada Maret 2015, pembicaraan itu hampir mencapai kesimpulan, menurut Dassault.

Tetapi pada bulan April tahun itu, setelah Modi melakukan kunjungan resmi ke Prancis, pembicaraan itu tiba-tiba terhenti dan mengejutkan.

Reliance Group, yang tidak memiliki pengalaman di bidang aeronautika, tiba-tiba menggantikan HAL dan menyelesaikan kontrak baru untuk 36 jet.

Pada Januari 2016, pada saat negosiasi, Reliance telah membiayai sebuah film yang diproduksi bersama oleh Julie Gayet, mitra dari Francois Hollande , yang menjadi presiden pada saat itu.

Sherpa percaya ini adalah praktik 'lnfluence peddling'. Praktik menggunakan pengaruh seseorang dalam pemerintahan atau hubungan dengan orang yang berwenang untuk mendapatkan bantuan atau perlakuan istimewa.

Hollande sendiri mengatakan tidak ada konflik kepentingan, dengan mengatakan Prancis tidak memiliki suara tentang siapa mitra India Dassault itu.

Surat kabar Prancis Le Monde juga mengungkapkan bahwa Prancis pada 2015 membatalkan penyesuaian pajak 143,7 juta euro yang menargetkan perusahaan Prancis milik Reliance, pada saat kesepakatan sedang dinegosiasikan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya