Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Turki Kecam Laporan Perdagangan Manusia 2021 Yang Dikeluarkan Kemenlu AS

SABTU, 03 JULI 2021 | 07:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Turki mengecam keras laporan Perdagangan Manusia 2021 Departemen Luar Negeri AS yang baru-baru ini diterbitkan, dan menilai laporan tersebut mengandung asumsi tidak berdasar.

Kecaman tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Turki dslam sebuah pernyataan pada Jumat (2/7) waktu setempat.

"Turki melakukan segala upaya untuk mencegah perdagangan manusia, menghukum penjahat dan melindungi korban kejahatan," kata pernyataan itu, sambil mengutip Rencana Aksi Hak Asasi Manusia negara itu, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (3/7).


Mengenai klaim AS bahwa Turki menggunakan tentara anak dalam konflik bersenjata, "kami sepenuhnya menolak tuduhan yang menganggap tanggung jawab Turki," katanya.

Washington pada Rabu (30/6) memasukkan Turki dan 15 negara lain ke dalam daftar Undang-Undang Perlindungan Status Anak (CSPA) - sebuah penunjukan yang termasuk dalam laporan Perdagangan Orang (TIP) tahunan Departemen Luar Negeri yang memberi peringkat negara-negara di berbagai tingkatan sesuai dengan upaya mereka untuk menghilangkan perdagangan.

Daftar tersebut termasuk Afghanistan, Burma, Republik Demokratik Kongo, Iran, Irak, Libya, Mali, Nigeria, Pakistan, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, Turki, Venezuela, dan Yaman.

Mengacu pada laporan AS yang dikatakannya sebagai 'contoh paling mencolok dari kemunafikan, standar ganda', Kementerian Luar Negeri menyinggung soal dukungan terbuka dan bantuan senjata AS kepada organisasi teroris PKK-PYD-YPG, yang secara paksa merekrut anak-anak dalam aksi teror di Suriah dan Irak.

Ini juga merujuk pada laporan Perwakilan Khusus PBB untuk Anak-anak dan Konflik Bersenjata Virginia Gamba pada 21 Juni, dengan mengatakan bahwa itu menggarisbawahi yang disebut 'Pasukan Demokrat Suriah'.

"Meskipun demikian, fakta bahwa tidak ada referensi yang dibuat untuk organisasi ini (SDF) dalam laporan (AS) adalah keanehan lainnya," kata Kementerian.

"AS mengabaikan kejahatan serius yang dilakukan oleh organisasi teror separatis (PKK/YPG), yang telah bermitra dengan AS di Suriah, bahkan AS memberikan pelatihan dan senjata," kata kementerian.

"Membuat tuduhan tak berdasar seperti itu terhadap sekutunya Turki, di mana ia bekerja sama erat dalam banyak masalah regional, merupakan kontradiksi yang serius dan tidak pernah dapat diterima," kata pernyataan itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya