Berita

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun/Net

Politik

PSBB Hingga PPKM Darurat Akan Percuma Jika Bandara Tidak Ditutup

JUMAT, 02 JULI 2021 | 14:48 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang paling banyak membuat nama kebijakan dalam menghadapi Covid-19. Mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), PSBB Transisi, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), PPKM Mikro, hingga terakhir membuat nama PPKM Darurat.

Namun demikian, banyaknya nama kebijakan tersebut tidak berbanding lurus dengan penekanan angka sebaran Covid-19. Di mana pada beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan yang serius.

"Dari semua kebijakan itu sampai saat ini masih belum efektif menghentikan laju penularan Covid-19. Justru kini semakin parah," ujar analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/7).

Ubedilah menganalisa ada sejumlah kesalahan mendasar sehingga membuat penularan Covid-19 justru semakin parah. Di antaranya adalah kapasitas pemerintah dalam merencanakan penanganan Covid-19  dan masyarakat yang tidak disiplin.

Tapi yang paling mendasar, menurut Ubedilah adalah tidak ditutupnya gerbang perbatasan Indonesia. Di mana bandara internasional masih dibuka dan diperbolehkan untuk lalu lalang.

“Ada satu faktor yang sangat berbahaya dalam situasi saat ini, yaitu bandara internasional tidak ditutup. Masih banyak orang boleh naik pesawat dengan kapasitas 70 persen penumpang," kata Ubedilah.

Ubedilah juga menyoroti aturan PPKM Darurat di poin 12. Di mana hanya disebutkan bahwa pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi jarak jauh baik menggunakan pesawat, bus, dan kereta api hanya diwajibkan untuk menunjukkan kartu vaksin.

“Minimal vaksin dosis I dan PCR H-2 untuk pesawat serta antigen H-1 untuk moda transportasi jarak jauh lainnya," urainya mengutip aturan tersebut.

Bagi Ubedilah, aturan itu menjadi tanda bahwa lagi-lagi bandara internasional tidak ditutup. Pemerintah seolah masih memperbolehkan warga untuk melakukan mobilitas.

"Ini juga maknanya orang asing boleh masuk ke Indonesia melalui bandara. Jadi PPKM darurat ini sesungguhnya kebijakan yang masih akan percuma. Karena setengah hati, jadi masih membahayakan keselamatan warga negara," pungkas Ubedilah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya