Bazoga butuh uluran tangan donatur untuk merawat ratusan hewan yang mereka miliki/Net
RMOL. Penutupan tempat wisata selama penerapan PPKM Darurat antara 3 hingga 20 Juli mendatang kembali memukul pengelola Bandung Zoo Garden (Bazoga).
Marketing Komunikasi (Markom) Bazoga, Sulhan Syafi'i, mengeluhkan besarnya biaya pemeliharaan satwa yang harus mereka tanggung di saat pemerintah menutup semua tempat wisata.
Ia mengatakan, pihaknya harus menyiapkan makanan untuk 850-an ekor satwa dan biaya operasinal lainnya.
"Setiap hari kami harus memberi satwa makan dan perawatan kesehatan yang nilainya hampir sekitar 300 jutaan rupiah per bulan. Artinya kami cukup menguras kantong tabungan perusahaan," jelas Sulhan, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (1/7).
"Kami setuju dengan langkah pemerintah dalam pengendalian virus Covid-19, karena Kota Bandung memang masih zona merah," lanjutnya.
Karena itulah, pihak Bazoga memohon bantuan dari segala pihak berupa dana maupun pakan bagi satwa. Para penyumbang dipersilakan datang ke dapur Bazoga atau ke Jalan Taman Sari, Kota Bandung.
"Pakan yang kami terima berupa daging sapi, daging ayam, buah-buahan, sayur-sayuran dan pakan satwa lainnya," ujarnya.
Menurut Sulhan, permohonan sumbangan bagi satwa tersebut menjadi kedua kalinya sejak ditutup pada periode Maret-Juni tahun 2020 silam.
Setelah lebaran memang ada penutupan sekali selama 10 hari kemudian ditutup lagi pada 17 Juni hingga tanggal 30 Juni, kemudian dilanjutkan lagi periode 1 Juli sampai 14 Juli 2021.
"Apabila dihitung, penutupan ketiga ini mencapai 30 hari, sedangkan Bazoga tidak ada pemasukan. Di sisi lain kami harus mengeluarkan anggaran untuk gaji karyawan, operasional, dan pakan satwa," paparnya.
Sebagai langkah awal, manajemen tengah melakukan pemotongan gaji kepada 84 karyawan sebagai salah satu cara efisiensi. Hal tersebut dilakukan manajemen karena pihaknya berusaha tak mengurangi pakan bagi 850 ekor satwa yang ada.
"Manajemen dengan tangan terbuka bila ada yang pihak yang ingin membantu menyumbangkan pakan untuk satwa," harapnya.
Ia menyebut penutupan saat ini membuat beberapa hal di kebun binatang harus dikaji ulang, seperti jumlah pakan. Akan tetapi, saat ini merupakan limit terendah yang maksimal bisa dilakukan.
"Faktor pakan satwa sekarang adalah titik terendah pakan yang bisa diberikan kepada satwa. Bila ditekan lagi kemungkinan akan ada hal-hal atau dampak negatif bagi para satwa. Semua sudah dikaji secara mendalam dan juga dilakukan modifikasi pakan yang ujungnya adalah seperti yang ada pada saat ini," lanjutnya.
Apabila dilakukan pengurangan pakan, imbuh Sulhan, pihaknya khawatir dan berdampak negatif bagi satwa seperti sakit dan malnutrisi. Bahkan hal yang paling buruk yakni kematian satwa akibat kekurangan pakan.
"Faktor kesehatan juga harus dilihat dalam modifikasi pakan karena jangan sampai modifikasi atau pengurangan berdampak pada kesehatan satwa," tutupnya.