Berita

Warga Tigray dilanda krisis selama konflik/Net

Dunia

Inggris: Konflik Tigray Harus Dihentikan, Ada Jutaan Orang Yang Kelaparan

KAMIS, 01 JULI 2021 | 17:50 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Inggris mendesak diakhirinya kekerasan di Tigray, wilayah Ethiopia bagian utara. Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson juga mendorong pihak-pihak berkonflik untuk membuat gencatan senjata kemanusiaan.

Lewat pernyataan yang dirilis oleh pemerintah dalam situs resminya pada Kamis (1/7), Inggris menyambut pengumuman pemerintah Ethiopia untuk melakukan gencatan senjata. Inggris pun mendesak agar pasukan Eritrea untuk segera meninggalkan wilayah tersebut dan tidak memperumit keadaan.

"Kekerasan sekarang harus berhenti dan akses kemanusiaan yang tidak terkekang diberikan. Pasukan Eritrea juga harus meninggalkan Tigray," ujar Kantor Luar Negeri Inggris.

Inggris mengatakan, akses bantuan kemanusiaan ke Tigray perlu dibuka selebar-lebarnya. Lantaran saat ini terdapat 5,2 juta orang yang membutuhkan makanan, dan 353 ribu di antaranya mengalami kelaparan. Namun lebih dari 2 juta orang kesulitan mendapatkan bantuan.

"Semua pihak dalam konflik perlu menghormati hukum humaniter internasional, yang jelas menentukan perlindungan semua warga sipil, dan saluran komunikasi di seluruh Tigray harus segera dipulihkan sehingga PBB dan organisasi lainnya dapat dengan aman menjangkau orang yang membutuhkan," jelas pernyataan tesebut.

Lebih lanjut, Inggris menyatakan kesiapan untuk bekerja sama denagn pemerintah Ethiopia, PBB, dan mitra internasional lainnya dalam mempercepat pemberian bantuan kemanusiaan. Inggris telah menganggarkan 4,7 juta pound untuk bantuan kemanusiaan ke Tigray.

"Sangat penting bahwa ada proses politik bagi semua pihak untuk menemukan resolusi jangka panjang untuk konflik di Tigray," pungkasnya.

Sejak November 2020, wilayah Tigray penuh ketegangan antara pemerintah Ethiopia dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Konflik bermula ketika Perdana Menteri Ahmed Abiy mengirim pasukan untuk menyingkirkan TPLF, setelah faksi tersebut menyerang kamp militer.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya