Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ketahuan Jadi Penyumbang Partai Republik Di Pilpres AS, Toyota Diserang Netizen

RABU, 30 JUNI 2021 | 15:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Toyota telah menjadi topik hangat di media sosial AS, bukan karena prestasinya melainkan keterlibatannya dalam pemilihan presiden AS 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden setelah melawan saingannya Donald Trump.

Kisah keterlibatan Toyota bermula dari sebuah artikel Axios, yang mengutip data dari Citizens for Responsibility and Ethics in Washington (CREW), sebuah badan pengawas nirlaba yang diketuai oleh mantan penasihat Gedung Putih Bill Clinton, Beth Nolan.

Dalam artikelnya, perusahaan Jepang itu dilaporkan telah menjadi donor perusahaan terbesar yabg berada di belakang Partai Republik yang mempertanyakan legitimasi kemenangan Biden di negara bagian tertentu selama pemilihan presiden 2020, seperti dikutip dari RT, Rabu (30/6).


Meskipun banyak perusahaan mempertimbangkan kembali sumbangan mereka setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol, Toyota dilaporkan memberikan 55.000 dolar AS kepada 37 anggota parlemen dari Partai Republik yang memilih untuk tidak menyetujui kemenangan Joe Biden, menurut CREW.

Toyota kemudian menanggapi laporan tersebut dengan memberi tahu Axios: "Kami merasa tidak pantas untuk menilai anggota Kongres hanya berdasarkan suara mereka pada sertifikasi pemilu."

Tanggapan ini dengan cepat membawa perusahaan tersebut ke tren teratas di Twitter. Demokrat dan pendukungnya bahkan bersumpah untuk tidak pernah membeli produk yabg dikeluarkan Toyota.

"Percayalah, pilihan Anda hari ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang untuk reputasi Anda dan keuntungan Anda di masa depan," cuit Jon Cooper, salah satu pendiri Koalisi Demokratik Melawan Trump.

Tanggapan lain datang dari akun bernama Helen Kennedy, dia mengatakan: "Mobil pertama saya adalah Toyota Corolla di abad tua. Di abad ini, saya Tidak Akan Pernah Membeli apa pun yang dibuat oleh perusahaan yang menghabiskan uang paling banyak untuk politisi yang terlibat dalam pemberontakan."

"Saya keberatan dengan perusahaan yang mendukung penentang pemilu," cuitnya.

Menanggapi Axios, Toyota mengakui bahwa mereka telah mengevaluasi kembali strategi donasinya.

"Berdasarkan tinjauan menyeluruh kami, kami memutuskan untuk tidak memberikan kepada beberapa anggota yang, melalui pernyataan dan tindakan mereka, merusak legitimasi pemilihan dan institusi kami," kata mereka.

Selain Toyota, daftar donor utama yang disusun oleh CREW termasuk merek besar lainnya, seperti Koch Industries, Walmart, Pfizer, Johnson & Johnson, dan perusahaan tembakau Reynolds American Inc.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya