Berita

Presiden Iran Ebrahim Raisi/Net

Dunia

Baru Saja terpilih, Ebrahim Raisi Tersandung Kasus Pembunuhan Massal 1988

RABU, 30 JUNI 2021 | 09:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi mendapat batu sandungan di awal kepemimpinannya.

Pasalnya, penyelidik PBB tentang Hak Asasi Manusia di Iran telah menyerukan penyelidikan independen atas tuduhan eksekusi yang diperintahkan negara terhadap ribuan tahanan politik pada 1988 dan peran yang dimainkan oleh Raisi sebagai wakil jaksa Teheran saat itu.

Pelapor Khusus PBB untuk situasi HAM di Republik Islam Iran Javaid Rehman, dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Senin (28/6) mengatakan bahwa selama bertahun-tahun kantornya telah mengumpulkan kesaksian dan bukti.


Ia mengatakan siap untuk membagikannya jika Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa atau badan lain melakukan penyelidikan yang tidak memihak.

Dia mengaku prihatin dengan laporan bahwa beberapa 'kuburan massal' dihancurkan sebagai bagian dari upaya menutup-nutupi.

"Saya pikir sudah waktunya dan sangat penting sekarang bahwa Tuan Raisi adalah presiden (-terpilih) bahwa kita mulai menyelidiki apa yang terjadi pada tahun 1988 dan peran individu," kata Rehman dari London, di mana ia mengajar hukum Islam dan hukum internasional di sana.

"Penyelidikan adalah untuk kepentingan Iran dan dapat membawa penutupan bagi keluarga," katanya.

"Jika tidak, kami akan memiliki keprihatinan yang sangat serius tentang presiden ini dan peran, peran yang dilaporkan, yang telah ia mainkan secara historis dalam eksekusi tersebut," tambahnya.

Rehman mengatakan: "Kami telah membuat komunikasi dengan Republik Islam Iran karena kami khawatir bahwa ada lagi kebijakan untuk benar-benar menghancurkan kuburan atau mungkin ada beberapa aktivitas untuk menghancurkan bukti kuburan massal."

"Saya akan mengkampanyekan keadilan untuk ditegakkan," tambahnya.

Raisi, seorang hakim garis keras, berada di bawah sanksi AS atas keterlibatannya sebagai salah satu dari empat hakim yang mengawasi pembunuhan 1988. Amnesty International telah menyebutkan jumlah yang dieksekusi sekitar 5.000, mengatakan dalam laporan 2018 bahwa "jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi".

Ketika ditanya tentang tuduhan keterlibatannya dalam pembunuhan, Raisi mengatakan kepada wartawan: "Jika seorang hakim, seorang jaksa telah membela keamanan rakyat, dia harus dipuji ... Saya bangga telah membela hak asasi manusia di setiap posisi yang saya pegang sejauh ini."

Raisi akan menggantikan Hassan Rouhani pada 3 Agustus, setelah memenangkan pemilihan presiden bulan ini.

Iran sendiri tidak pernah mengakui adanya eksekusi massal yang terjadi di bawah Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusioner yang meninggal pada tahun 1989.

"Ada impunitas yang meluas dan sistemik di negara ini untuk pelanggaran berat hak asasi manusia, baik secara historis di masa lalu maupun di masa sekarang," demikian Rehman.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya