Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tiga Varian Covid-19 Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Di UEA, Pemerintah Desak Warga Lakukan Vaksinasi

SELASA, 29 JUNI 2021 | 08:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Uni Emirat Arab mencatat peningkatan kasus selama sebulan terakhir. Saat ini, negara Teluk Arab ini mencatat lebih dari 2.000 infeksi baru dalam sehari, meskipun itu masih di bawah puncaknya pada Februari.

Menurut data terbaru, negara berpenduduk 9 juta jiwa ini mencatat 10 kematian pada Sabtu (26/6), korban harian tunggal tertinggi sejak Maret, menurut pelacak Covid-19 Reuters.

National Emergency Crisis and Disaster Management Authority (NCEMA) mengatakan peningkatan kematian tersebut disebabkan oleh penyebaran varian Beta, Delta dan Alpha.

"Varian Beta, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, adalah varian paling dominan di UEA, terhitung 39,2 persen dari kasus," katanya, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Senin (28/6).

"Delta, pertama kali terdeteksi di India, menyumbang 33,9 persen infeksi. Alpha, pertama kali terdeteksi di Inggris, menyumbang 11,3 persen," kata mereka di Twitter pada Minggu (27/6) malam waktu setempat.

Menanggapi peningkatan kasus tersebut, UEA telah menerapkan kebijakan bahwa setiap orang yang telah mengunjungi Afrika Selatan atau India dalam 14 hari terakhir dilarang memasuki negara tersebut, meskipun beberapa, seperti warga negara dan diplomat, dikecualikan.

NCEMA juga telah mendesak masyarakat untuk divaksinasi, dengan mengatakan bahwa 92 persen dari mereka yang dirawat di perawatan intensif belum divaksinasi, juga 94 persen dari mereka yang telah meninggal belum divaksinasi.

Banyak warga UEA yang telah diinokulasi dengan vaksin Sinopharm dari China, sedangkan vaksin Pfizer-BioNTech, AstraZeneca dan Sputnik V juga ditawarkan kepada warga dan penduduk.

NCEMA mengatakan 91,8 persen dari mereka yang memenuhi syarat telah divaksinasi, mewakili 71 persen dari populasi.

Sebuah penelitian pengendalian penyakit China pekan lalu mengatakan bahwa antibodi yang dipicu oleh dua vaksin Covid-19 buatan China kurang efektif terhadap varian Delta dibandingkan dengan suntikan. Namun demikian, itu tetap masih menawarkan perlindungan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya