Berita

Aksi protes menuntut diakhirinya pemerintahan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Warga membawa foto Nizar Gamat, aktivis Palestina yang meninggal dalam tahanan/Net

Dunia

Unjuk Rasa Di Tepi Barat, Warga Palestina Tuntut Diakhirinya 16 Tahun Pemerintahan Mahmoud Abbas

MINGGU, 27 JUNI 2021 | 07:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) telah dikerahkan untuk menghadapi pengunjuk rasa di jalan-jalan Ramallah, Tepi Barat.

Unjuk rasa terjadi setelah seorang aktivis, Nizar Banat yang merupakan pengkritik Presiden Mahmoud Abbas meninggal karena kekerasan aparat.

Banat ditangkap oleh pasukan PA yang masuk ke rumah kerabat tempat ia tinggal pada Kamis dini hari (24/6). Setelah itu pasukan memukulnya sebelum menangkapnya.

Kematian Banat kemudian memicu aksi protes selama tiga hari di Tepi Barat, menuntut penyelidikan, seperti dilaporkan Reuters.

Warga berkumpul di jalan-jalan sembari mengibarkan bendera Palestina dan gambar Banat, menyerukan diakhirinya pemerintahan Abbas yang sudah bertahan selama 16 tahun.

"Kami menginginkan reformasi politik total yang benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat," kata pengunjuk rasa Esmat Mansour.

Lalu pada Sabtu (26/6), petugas keamanan Palestina dikirim ke tempat kejadian untuk pertama kalinya.

Para petugas, beberapa mengenakan perlengkapan anti huru hara, beberapa berpakaian preman, bentrok dengan pengunjuk rasa. Tidak ada angka resmi tentang berapa banyak orang yang ditangkap atau terluka.

Saksi mata mengatakan petugas menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk memukul pengunjuk rasa dan juga wartawan.

Jurubicara dinas keamanan PA, Talal Dweikat, mengatakan komite yang menyelidiki kematian Banat telah memulai pekerjaannya dan mendesak masyarakat untuk menunggu hasilnya.

Banat merupakan seorang aktivis sosial berusia 43 tahun. Ia menuduh Abbas melakukan korupsi, termasuk atas pertukaran vaksin Covid-19 dengan Israel bulan ini dan penundaan pemilu.

Banat diketahui telah terdaftar sebagai calon anggota parlemen untuk pemilu legislatif yang seharusnya digelar pada Mei lalu.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya