Berita

Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional (ELN) Kolombia, Nicolas Rodriguez Bautista atau Gabino/Net

Dunia

Pemimpin Kelompok Gerilya Kolombia Nicolas Rodriguez Bautista Mengundurkan Diri Karena Sakit

JUMAT, 25 JUNI 2021 | 10:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional (ELN) Kolombia, Nicolas Rodriguez Bautista, menyatakan pengunduran dirinya pada Kamis (24/6) karena alasan kesehatannya yang buruk.

Bautista, alias 'Gabino' telah memimpin ELN - kelompok gerilya aktif terakhir di Kolombia - , sejak 1998, dan bergabung dengan kelompok pemberontak itu pada usia 14 tahun.

Bautista yang saat ini berusia 71 tahun mengumumkan pengunduran dirinya dari tempat yang dirahasiakan di Kuba dalam sebuah pernyataan tertanggal 1 Mei, tetapi baru didistribusikan oleh ELN pada hari Kamis, seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/6).


Bautista mengatakan bahwa dia telah berada di Kuba sejak Mei 2018 di bawah perjanjian kemanusiaan antara kedua negara, dan menerima perawatan medis di sana untuk penyakit yang dirahasiakan.

Menanggapi pengumuman tersebut, Komisaris Tinggi Kolombia untuk Perdamaian Juan Camilo Restrepo, mengatakan itu bukan berita pengunduran diri Bautista yang sedang ditunggu dunia, tetapi 'penolakan ELN atas tindakan kriminalnya' yang meliputi perekrutan anak di bawah umur, penculikan, dan penanaman ranjau anti-personil .

Dalam pernyataan lain, tertanggal 14 Juni tetapi juga dirilis Kamis, ELN mengatakan Bautista akan digantikan oleh Antonio Garcia.

Presiden Kolombia Ivan Duque mengakhiri negosiasi pada 2019 dengan ELN, satu-satunya pasukan pemberontak yang masih aktif setelah kesepakatan damai 2016 melucuti senjata gerilyawan terakhir FARC untuk mengakhiri perang saudara selama beberapa dekade.

Dia kemudian membatalkan kesepakatan setelah serangan bom mobil yang diklaim oleh ELN menewaskan 22 taruna polisi.

Duque ingin Kuba menyerahkan anggota ELN yang ada di tanahnya.

Kolombia berada di tengah-tengah pecahnya kekerasan terburuk sejak kesepakatan damai 2016 yang mengakhiri pemberontakan paling kuat di Amerika Latin, yang telah merenggut lebih dari sembilan juta korban antara yang tewas, hilang, dan terlantar.

Kelompok-kelompok bersenjata, termasuk anggota FARC pembangkang yang membelakangi pakta perdamaian, terus berjuang untuk wilayah dan sumber daya, termasuk ladang narkoba dan rute penyelundupan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya