Berita

Salamuddin Daeng/Net

Publika

JP Morgan Indeks, Pertamina Dikeluarkan Dari Daftar Perusahaan Yang Aman Untuk Investasi

KAMIS, 24 JUNI 2021 | 12:34 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

ADA apa ya? Dikatakan bahwa Pertamina belum mengeluarkan pernyataan resmi atau tanggapan atas status ini. Padahal Pertamina telah berhasil menyusun laporan keuanganya dan mencatatkan laba. Tapi penilaian lembaga keuangan berbeda, melihat ada risiko atas pinjaman yang diberikan.

Sebagaimana dilansir NEW YORK, 15 Juni - Perusahaan Pertamina Indonesia berada dalam daftar pantauan untuk dihapus dari indeks ESG EMBI JPMorgan, kata bank itu dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

JPMorgan mengatakan perusahaan minyak milik negara itu diharapkan untuk keluar dari suite JESG pada akhir Juni untuk menyeimbangkan kembali, karena skor mereka turun di bawah ambang batas yang disyaratkan dan mereka tidak lagi memenuhi syarat untuk dimasukan.

Ada tiga kemungkinan mengapa Pertamina dikeluarkan.

Pertama, kemungkinan pertama adalah masalah keuangan berkaitan dengan utang jatuh tempo Pertamina dalam 6 bulan ke depan yang masuk kategori tidak aman.

Kedua, kemungkinan karena masalah lingkungan yang selama ini menimpa Pertamina. Seperti masalah tumpahan minyak, komitmen terhadap energi bersih, dan lain sebagainya yang dipandang tidak ada kemajuan.

Ketiga, kemungkinan masalah keamanan terkait dengan tiga kali kebakaran kilang secara beruntun, yang mencerminkan keadaan tidak aman baik dari sudut pandang tehnis, politik, dan ekonomi.

Sebagai catatan, JP Morgan ESG EMBI Global Diversified Index melacak instrumen utang tetap dan mengambang di pasar negara berkembang dalam dolar AS yang likuid yang diterbitkan oleh entitas berdaulat dan kuasi-berdaulat.

Indeks tersebut menerapkan metodologi penilaian dan penyaringan ESG terhadap emiten yang berperingkat lebih tinggi pada kriteria ESG dan masalah obligasi hijau, dan untuk mengurangi bobot dan menghapus emiten yang berperingkat lebih rendah.

Salamuddin Daeng

Pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)


Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya