Berita

Ilustrasi utang/Net

Politik

Pemerintah Jangan Mengada-ada Tambah Utang Buat Covid, Serapan Anggaran Kesehatan PEN Saja Baru 18 Persen!

SELASA, 22 JUNI 2021 | 21:30 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi (PEN) khusus untuk kesehatan masih sangat rendah. Namun di sisi yang lain, pemerintah terus menambah utang dari luar negeri.

Teranyar, pemerintah menerima total 1,7 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara dengan Rp 24,6 triliun (kurs Rp 14.489 per dolar Amerika Serikat) pencairan dari Bank Dunia dalam sepekan terakhir.

Utang tersebut digelontorkan secara bertahap oleh Bank Dunia untuk mendukung tiga program pemerintah. Salah satunya adalah untuk menambah isolasi pasien Covid-19, meningkatkan ketersediaan tempat rawatan, pengujian, hingga komunikasi publik dan pengawasan.

Jumlah yang dicairkan Bank Dunia untuk dikelola Kementerian Kesehatan dalam mendukung penanganan Covid-19 di dalam negeri tersebut mencapai 500 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp 7,24 triliun (kurs Rp 14.489 per dolar Amerika Serikat).

Namun, jika melihat laporan serapan anggaran kesehatan di dalam PEN per 11 Mei 2021 angkanya masih sangat rendah, yaitu baru 14,2 persen atau sekitar Rp 24,90 trliun dari total pagu sebesar Rp 175,22 triliun.

Bahkan berdasarkan data terbaru yang dihimpun Institute for Development of Economics and Finance (Indef) hingga akhir Mei, realisasi anggaran kesehatan di dalam PEN cuma naik satu digit.

"Sampai Mei kemarin penyerapannya baru 18 persen," ujar Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/6).

Menurut Tauhid, kebijakan utang pemerintah seharusnya di rem, meskipun batasan defisit bisa lebih dari 3 persen hingga 2022, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) 1/2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas keuangan untuk penanganan pandemi Covid-19.

Sebab menurut Tauhid, akan percuma banyak utang sementara serapan anggaran mandek, dan di sisi yang lain pemerintah pun harus membayar utang berjalan beserta bunganya

"Itu kan jadi susah. Serapan anggaran terbatas, masih rendah, tapi sudah diberikan (utang baru). Ini kan dilema kalau mau ditambah," tuturnya.

Oleh karena itu, di tengah lonjakan Covid-19 sekarang ini baiknya pemerintah tidak mengada-ngada mengenai pengelolaan APBN, khususnya soal utang.

Karena, Tauhid memprediksi besaran utang pemerintah hingga akhir tahun 2021 akan meningkat kembali menjadi 42-43 persen dari posisi April 2021 yang sudah sebesar Rp 6.527,29 triliun atau mencapai 41,18 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Karena di tahun 2021 ini kita akan nambah defisit 5,7 persen. Itu hampir kurang lebih (nambah utang) Rp 1.000 triliun. Sehingga sampai akhir tahun 2021 total utang kita besar sekali. Itu bisa sampai Rp 7.000 triliun," beber Tauhid.

"Maka menurut saya, harus ada upaya untuk mengurangi jumlah total utangnya," tandasnya.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

Pimpinan DPRD hingga Ketua Gerindra Sampang Masuk Daftar 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

Selasa, 16 Juli 2024 | 19:56

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

UPDATE

LKPP Dorong UMKK di NTT Masuki Pasar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:07

Dubes Terpilih AS Kamala Lakhdhir Ngaku Senang Ditugaskan di Indonesia

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:06

Sofyan Tan: Hindari Pinjol dan Judi Online dengan 4 Pilar Kebangsaan

Jumat, 26 Juli 2024 | 22:00

Iklan Judi Online Racuni Masyarakat, Ini Langkah Konkret Kominfo

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:53

Ikut Sekolah Pemimpin Perubahan, Gus Nung Makin Pede Tarung di Jepara

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:52

Nasfryzal Carlo Ingin Fokus Perkuat Kearifan Lokal

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:35

Bawaslu Berhasil Raih WTP Kesembilan Kali dari BPK

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:27

PAN Tak Ambil Pusing Soal Tarik-Menarik RK di Jakarta atau Jabar

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:08

PPATK: 1.160 Anak di Bawah 11 Tahun Main Judi Online

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:07

Jajaki Dukungan PKB di Pilkada Medan, Prof Ridha Temani Cak Imin Jalan Sore di Berastagi

Jumat, 26 Juli 2024 | 21:01

Selengkapnya